Suksesi Nasional, Magetan – Pelestarian budaya tari Tayub merupakan tradisi masyarakat dan Pemerintah desa (Pemdes) Jonggrang saat nguri – nguri adat istiadat bersih desa atau disebut nyadranan.
Bersih desa merupakan slametan atau upacara adat Jawa untuk memberikan sesaji kepada danyang desa. Warga berbondong – bondong membawa tumpeng atau ambengan/Sesaji berasal dari kewajiban setiap keluarga untuk menyumbangkan makanan di bawa kepunden sendang atau tempat yang di anggap dikeramatkan.

Acara nyadran dilakukan oleh masyarakat dusun untuk membersihkan desa dari roh-roh jahat yang mengganggu dan berdoa untuk mendoakan leluhur yang merupakan cikal – bakal desa setempat.
Warsito selaku Kepala desa (Kades) Jonggrang di acara bersih desa mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat atas kehadirannya di sendang Jonggrang untuk melestarikan adat istiadat yang menjadi peninggalan nenek moyang kita (leluhur).
Alhamdulillah tahun ini kita bisa melaksanakan tradisi adat istiadat. Dimana sudah dua tahun lebih saat COVID -19, Negara kita kena coban yakni pagebluk.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana dua tahun lebih pagebluk melanda negara kita. Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat untuk berdoa agar desa Jonggrang di jauhkan dari balak, sengkolo, pagebluk.
Saya berharap masyarakat bisa guyub rukun, bergotong royong untuk perubahan dan bareng -bareng membangun desa Jonggrang,” ujar Kades Warsito Senin (28/08/2023).
Pihaknya juga menyampaikan tari Gamyong atau Tayub ini merupakan tradisi dari leluhur. Saya mengajak masyarakat ke sendang ini merupakan sebagai tradisi peninggalan leluhur yang di wariskan kita.
Tasyakuran sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat yang telah di berikan kepada kita semua, dan mendoakan leluhur yang telah memperjuangkan desa atau yang cikal bakal desa (pedanyangan),” pungkasnya.
Tasyakuran Tradisi adat istiadat bersih desa Jonggrang, Kecamatan Barat dilaksanakan di 3 punden/sendang , dengan ciri khas tari gamyong di sendang Jonggrang dengan 7 Waranggono dan pagelaran wayang kulit malam suntuk dengan Dalang KI Putut Budi Suseno, lakon Semar Boyong. (mar)