Suksesi Nasional, Surabaya – Kasus dugaan penganiayaan yang menimpa seorang Asisten Rumah Tangga (ART) bernama Faria Ulfa (28) warga Jalan Donokerto Kel. Kapasan Kec. Simokerto saat ini sedang ditangani penyidik Reskrim Polsek Simokerto Surabaya.
Kapolsek Simokerto Kompol AR Agus Dwi Nugroho melalui Kanit Reskrim Polsek Simokerto menjelaskan, korban (Faria Ulfa) dididuga dianiaya oleh rekan kerjanya sesama ART bernama Rini.
Dugaan sementara, pelaku (Rini) nekat menganiaya korban karena dipicu masalah sepele yakni terkait penataan belinju saat bekerja di rumah majikannya jalan Kapasan Dalam Gang I nomor 11 Surabaya pada Rabu (18 /01/2023 ) siang.
Saat ini kami sudah memeriksa korban kemudian melakukan visum di Rumah Sakit (RS) Surabaya,” ujar Kanit Reskrim Polsek Simokerto kepada Suksesi Nasional.com Minggu (22/01/2023).
Perlu diketahui, kasus dugaan penganiayaan itu, dilaporkan ke Mapolsek Simokerto Surabaya dengan Surat Laporan Polisi (LP) nomor TBL /B/ 19/I/ SPKT Polsek Simokerto/ Polrestabes Surabaya Jawa Timur.
Saat ditemui awak media, tante korban bernama Marnik menceritakan, kok mereka tega memperlakukan keponakan saya sampai seperti itu, ini punya keluarga.
Bukan seorang diri, jangan berbuat seenaknya,” kata Marnik saat berada didepan kantor kelurahan Kapasan Simokerto Surabaya, Sabtu (21/1/2023) kemaren pagi.
Akibat kejadian itu, keponakan saya sampai terlihat terganggu mentalnya.
Saya berharap polisi harus bisa mengungkap apa yang terjadi pada ponakan saya. Saya minta hukum harus sesuai prosedur, tidak ada perbedaan antara kulit hitam dan putih,” terangnya.
Faria merupakan ART Yeni, tidak lain adalah majikannya sendiri. Menurut keterangan warga sekitar, Yeni adalah seorang wanita tua yang diduga jahat atau tidak mempunyai rasa belas kasihan sama siapapun termasuk pegawainya.
“Dulu itu sebelum suami (Yeni) meninggal sudah berpesan. Jangan ada yang kerja disana, istri saya jahat,” ujar salah satu warga sekitar kepada awak media.
Ia juga menyaksikan sendiri, saat itu Ria membeli buah dengan keadaan wajah babak belur. Saat ditanya, Ria mengatakan bahwa dirinya dipukul juragannya.
“Kemarin Jumat (20/1/2023) pagi. Itu kesini beli buah, saat ditanya soal wajahnya yang babak belur, dirinya menjawab katanya dipukuli juragannya,” jelas seorang wanita berkerudung.
Hal itu pun bukan diungkapkan oleh seorang saja, namun Ketua RT 1, RW 8 Kapasan Simokerto Surabaya bernama Mikel. Dia juga mengungkapkan bahwa Ria pernah di potong gundul oleh juragannya sebelum Pandemi.
“Waktu itu sudah lama sebelum Pandemi rambutnya digunduli alasan banyak kutunya. Ya saya diamkan saja, karena anaknya kan mau saja. Seharusnya jangan digunduli itukan wanita, seharusnya dipotong laki ta bagaimana. Ya (Yeni) itu dikenal (jahat) oleh masyarakat,” ungkap Mikel.
Terpisah, saat dikonfirmasi Yeni selaku majikan Ria membantah bahwa dirinya tidak melakukan hal itu. “Dia itu ta bawa ke tukang potong, bukan saya sendiri yang potong. Dia (Ria) ikut saya gajian Rp. 750 ribu,” kata Yeni.
Terkait informasi yang beredar bahwa Ria juga diduga pernah di siram air panas, dengan tegas dibantah oleh Yeni. Siapa yang bilang, temukan saya, ada buktinya ngggak,” ujar Yeni dengan nada tinggi.
Diduga adanya tekanan mental, Ria berbeda keterangan pada sebelumnya, dia melaporkan bahwa dirinya dianiaya oleh teman kerjanya sendiri bernama Rini. Saya dipukul Rini,” singkatnya. (rus)