Suksesi Nasional, Surabaya – Kehidupan Kota Pahlawan ini begitu gemerlap, tapi di sisi lain masih tersisa segelintir orang yang hidup menderita. Hal ini dialami keluarga JA Marcus bersama istrinya yang beralamat di Dupak Timur IV Surabaya.
Keduanya kini tidak memiliki tempat tinggal tetap dan hidup mengelandang di seputaran Pasar Turi. Mereka tidur dari pojok toko ke pojok toko yang lainnya. Untuk makan, mereka mengharapkan belas kasihan dari orang-orang yang ada di sekitarnya dari waktu ke waktu. Karena usia yang sudah lanjut, mereka kini sakit-sakitan dan tidur di manapun.
Masih beruntung ada Dadung, salah satu dermawan yang menolong mereka berdua, untuk tinggal sementara di hotel Asri yang beralamat di jalan Tembaan Gang I Surabaya.
Hampir kurang lebih satu minggu mereka ditampung di sana, baik makan dan minum serta kebutuhan sehari-hari ditanggungnya.
Tapi lambat laun akhirnya menjadi beban hingga diputuskan untuk dilaporkan ke tingkat RT sampai ke Kecamatan, walau tapi tidak ada respon sama sekali,.
Hanya sekali datang petugas dari Linmas dan Satpol PP hanya untuk memfoto foto saja itupun dilakukan berkali kali tanpa ada tindakan dari pemerintah setempat terkait para gelandangan yang ada di surabaya ini
Melihat hal ini, kita layak memprtanyakan, kemana nurani pengurus pamong praja. Sebab selain menentang agama, juga semua ini bertentangan dengan Pasal 34 ayat 1 Undang Undang Dasar Negara yang menyatakan fakir miskin dan anak terlantar di amanat kan oleh Negara (pri)