Suksesi Nasional, Lamongan –
Memasuki hari tenang Pilkada 2020 dirahapkan kegiatan dalam mengundang massa terlebih hal politik untuk dihentikan. Sehingga tidak mengundang sorotan dan gunjingan masyarakat dan petugas terkait.
Tak terkecuali, kegiatan Sosialisasi Rapergub Perlindungan Guru dan Tenaga Kependidikan dan Persiapan Pendataan P3K sudah terjadwal wilayah Kab.Lamongan.
Sebagaimana moment tersebut dilakukan di lembaga pendidikan Yayasan Wachid Hasyim, Kec. Glagah, Minggu (6/12/2020).
Sosialisasi Rapergub P3K yang dihadiri puluhan lebih peserta GTT dan PTT SMA-SMK itu mendapat sorotan dan gunjingan di warung kopi dan pengguna jalan yang melintas.
Bahkan karena tidak ada pemberitahuan, acara tersebut sempat didatangi petugas Kepolisian, Koramil dan Panwascam Glagah.
Menurut Zaki salah satu anggota Panwas Glagah mengatakan jika kedatangannya beserta petugas Polsek, Koramil , dan Satpol PP Glagah ingin melihat dan memantau jalanya acara itu.
“Saya menyayangkan karena saat ini masa hari tenang Pilkada 2020, apalagi pihak penyelenggara tidak ada pemberitahuan dan ijin terkait kegiatan yang mendatangkan massa.
Ya mestinya pihak penyelenggara terkait masa tenang, apalagi dimasa pandemi Covid-19. Yang pasti kita harus bisa menghormati, menghargai dan mematuhi aturan pemerintah, ” kata petugas Panwas Glagah itu.
” Lha Iya, kok ada acara seperti itu, banyak guru yang datang?, acara apa itu? mungkin saja itu acara berkaitam dengan Pilkda di Lamongan, ” celetuk salah satu warga yang lagi asyik nhopi di depan lokasi.
” Mestinya ini kan hari tenang, apapun acaranya mestinya kan tidak hari dimasa hari tenang seperti saat ini, ” sahut salah satu warga yang enggan disebut namanya itu.
Acara tersebut disayangkan lantaran digelar pada masa tenang hari pertama untuk Pilkada 9 Desember ini.
Sosialisasi ini beraroma politik setidaknya terdengar dari bahasa tutur yang dilontarkan pembawa acara (MC), Abdul Adhim saat membuka dengan salam.
Adhim menganggap kurang semangat saat mengucapkan salam pada para guru GTT dan PTT dianggap kurang semangat menjawab salam.
“Saya ulangi yang Kompak saat menjawab salam, ” himbau Adhim mengulangi salam. Ketua yayasan Wahas tersebut juga menyebut, bahwa GTT-PTT harus satu kata terdiri dari enam huruf, tagline milik salah satu paslon bupati Lamongan.
Aroma politik nampak terendus, manakala pembawa acara membacakan rundown acara dan mengisi pernyataan – pernyataan yang mengarah ke salah satu paslon.
“Sebagai pendidik yang intelektual pasti paham dengan kebijakan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, ” tuturnya dengan bahasa politik halus.
Sementara pemateri, Pj Kacabdin Lamongan, Sugiono menyampaikan jika ada prioritas khusus untuk Lamongan.
“Seperti kemaren pengangkatan kepala sekolah, usulan 30 guru diangkat semua, ” katanya.
” Adanya rencana terhadap guru tidak tetap (GTT) yang akan diangkat dalam progran P3K. “Lamongan itu prioritas,” tambah PJ Ka UPT Pendidikan Porpinsi Jatim, Lamongan.
Sementara itu, Ketua Yayasan SMA di Glagah, Abdul Adhim dikonfirmasi awak media memastikan bahwa acara yang digelar adalah untuk sosialisasi Rapergub soal guru.
“Jadi bukan kampanye. Kalau menjawab salam memang harus kompak, ” kata Abd Adhim.berkelit
Penegasan – penegasan yang disampaikannya saat ia membawakan acara, dikatakan bukan untuk kampanye.
Mengapa di pilih di SMA anda ? Itu karena dirinya adalah ketua yayasan dan sebagai perintis berdirinya lembaga sekolah itu.
” Saya hanya ditempati dan ditugasi sebagai pembawa acara saja, ” tandas pria yang juga berstatus Kepala SMK Negeri 1 Lamongan itu.
Menariknya dalam Acara Sosialisasi Rapergub Perlindungan Guru dan Tenaga Kependidikan dan Persiapan Pendataan P3K dengan peserta guru PTT dan GTT SMA – SMK yang disampaikam pemateri tidak mengarah dan tidak sesuai dengan tema acaranya.
” Saya kurang bisa menangkap hasil acara ini, dan tidak mengarah pada rel yang semestinya, intinya tidak nyambung,” kata salah satu peserta yang emggan memyebut namanya.(rul)