Suksesi Nasional Lamongan-
Musibah banjir masih saja menjadikan suguhan masyarakat Lamongan tiap tahunan. Hingga saat, Jumat (24/2) belum juga surut, bahkan diprediksi terus naik dan lebih parah dari tahun sebelumnya Selain merendam ribuan rumah warga, banjir akibat Luapan sungai Bengawan Njero tersebut juga menenggelamkan lahan para petani tambak.
Data sementara dari BPBD kabupaten Lamongan, , banjir akibat Luapan sungai Bengawan Njero, anak sungai Bengawan solo telah merendam sedikitnya 6.251 rumah dan 7501 hektar lahan tambak. Adapun lokasi yang menjadi langganan banjir tersebut meliputi 8 wilayah, yakni Kec. Turi, Kalitengah, Deket, Glagah, Karangbinangun, Karanggeneng, Laren, dan Kec. Babat. Selain itu banjir juga mengakibatkan fasilitas umum juga terdampak, seperti bangunan sekolah hingga akses jalan antar desa serta antar kecamatan.
Hingga saat ini penanganan banjir oleh Pemkab Lamongan belum terlihat signifikan, dan alias penanganannya masih terlihat monoton. Tak heran jika penanganan banjir di Kab.Lamongan dinilai masyarakat masih kurang maksimal.
” Lha iya, banjir setiap tahun terjadi, tapi penanganannya begitu-begitu saja, bersihkan enceng gondok, pompanisasi, pengerukan sungai, dan alih-alih pembagian bantuan sembako. Masak tiap tahun begitu saja apa gak ada cara lain yang lebih optimal dan bisa terlihat hasilnya,” kata salah satu warga Kec.Glagah yang enggan disebut namanya.
Sementara itu penanganan banjir di Lamongan juga mendapat kritikan dari Anggota DPRD Lamongan.
Anshori anggota DPRD kabupaten Lamongan mengatakan jika bencana banjir jelas mempengaruhi perekonomian masyarakat utamanya petani.
” Kerugian yang luar biasa bagi masyarakat, para petambak gagal panen, lumpuhnya perekonomian, aktivitas warga, pendidikan dan pelayanan publik di sejumlah desa terganggu akibat banjir,” kata sekretaris komisi B DPRD Lamongan.
Terkait nasib ribuan petani tambak yang gagal panen akibat dampak bencana banjir, Anshori berharap seluruh petambak yang terdampak, mendapat bantuan dan perhatian serius dari Pemkab Lamongan.
“Kalau anggaran di OPD tidak ada atau atau tidak cukup, Fraksi Gerindra berharap anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) pada tahun 2023 sebesar 15 milyar di gunakan semaksimal mungkin untuk membantu masyarakat terdampak bencana banjir, penanganan bencana banjir dan membantu para petambak yang gagal panen, apakah itu melalui bantuan bibit ikan, waring atau lainnya. Jangan sampai anggaran BTT penyerapannya sangat rendah, karena tiap tahun anggaran BTT ini tidak maksimal penyerapannya seperti tahun 2020 dana BTT sebesar 54 milyar dan hanya terserap 56,40 persen, tahun 2021 sebesar 30 milyar hanya terserap 64, 62 persen dan tahun 2022 sebesar 30 milyar hanya terserap sebesar 9, 24 persen, ” terang politikus partai Gerindra.
Lebih lanjut Anshori menambahkan, ” Penyerapan anggaran BTT yang tidak maksimal tiap tahun ini tentu kita sayangkan, karena anggaran BTT bisa di gunakan untuk penanganan bencana banjir, dan tiap tahun Lamongan terjadi bencana banjir, banyak masyarakat yang butuh bantuan, terutama para petambak yang gagal panen akibat banjir belum tersentuh bantuan pemerintah. padahal kalau produksi ikan tinggi selalu di klaim sebagai keberhasilan pemerintah, sedangkan ketika terjadi bencana banjir, para petambak hanya di data tambaknya, tapi setelah itu tidak di ikuti dengan kebijakan pemerintah daerah yang bisa membantu para petambak, realitas seperti ini menimbulkan kesan bahwa Anggaran BTT hanya jadi pajangan untuk menjaga kesehatan Fiskal APBD dan pemerintah memang kurang serius menangani banjir serta tidak berpihak ke petambak yang tiap tahun mengalami gagal panen akibat bencana banjir,” sambungnya.
Sedangkan terkait kinerja pasangan Yes Bro, Politisi Gerindra mengatakan, ” ini melihat raport kinerja yang paling rendah adalah terkait janji penanganan banjir di Bengawan njero, saya berharap persoalan bencana banjir yang merugikan puluhan milyar tiap tahun ini mendapatkan perhatian dan penanganan serius dari pemerintah kabupaten lamongan, jangan sampai menimbulkan kesan siapapun bupati dan wakil bupati yang memimpin Lamongan nasib warga Bengawan njero tidak ada perubahan dan bencana banjir tetap terjadi tiap tahunnya, ” pungkas Anshori, pada sejumlah awak media.(rul)