Suksesi Nasional, TRENGGALEK – DPRD Trenggalek menerima audiensi dari Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan terkait dampak banjir yang menerjang perumahan warga masyarakat Desa Ngares, Kecamatan Trenggalek.
Banjir tersebut dipicu oleh air kiriman dari kawasan Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan Calon Bendungan Bagong.
Audiensi ini diterima langsung oleh Ketua DPRD Trenggalek Doding Rahmadi, beserta unsur pimpinan dan anggota Komisi III DPRD, serta dihadiri perwakilan dari proyek Bendungan Bagong, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), kontraktor, dan Balai Besar Wilayah Brantas (BBWS).
“Jadi hari ini kita menerima audiensi dari masyarakat peduli lingkungan yang mana beberapa hari lalu warga Desa Ngares terdampak bencana banjir.
Setelah ditelusuri, ternyata banjir itu terjadi pendangkalan sungai akibat tumpukan material dari proyek pembangunan Bendungan Bagong,” ucap Ketua DPRD Trenggalek, Doding Rahmadi
Dalam audiensi tersebut, Doding Rahmadi menyampaikan bahwa beberapa permasalahan telah terungkap terkait pembangunan Bendungan Bagong.
Salah satu masalah utama yang ditemukan adalah adanya penumpukan material atau disposal dari proses pembangunan yang masuk ke sungai.
“Material tersebut yang menyebabkan sungai menjadi dangkal, dengan dampak paling parah terjadi di Sungai Temon. Sehingga mengakibatkan air meluap dan membanjiri pemukiman warga,” ungkapnya.
Keresahan warga Desa Ngares ini dialami sejak pembangunan Bendungan Bagong dimulai yakni tahun 2022. Warga menyampaikan jika material baik tanah dan batu dari hulu pembangunan Bendungan Bagong itu terbawa aliran sungai hingga menyebabkan pengendapan.
“Material-material tersebut masuk ke sungai, membuat sungai semakin dangkal. Bahkan yang paling terparah adalah Sungai Temon, yang dulunya memiliki kedalaman 5 meter dan menjadi tempat wisata, kini sudah tertimbun batu-batu besar akibat tumpukan material dari pembangunan bendungan,” kata Doding Rahmadi.
Lanjut dijelaskan Doding Audiensi ini juga menghasilkan beberapa rekomendasi untuk mengatasi permasalahan salah satunya Penyelesaian Tumpukan Disposal di Hulu, agar masalah tumpukan material di hulu tidak terbawa air saat hujan, yang dapat memperburuk kondisi sungai dan mengancam masyarakat di hilir.
Selanjutnya kata Doding Perbaikan Struktur Sungai Temon Mengembalikan Sungai Temon ke kondisi semula dengan kedalaman 5 meter. Hal ini menjadi penting karena di daerah tersebut terdapat 11 Kepala Keluarga (KK) yang sewaktu-waktu terancam banjir akibat pendangkalan sungai. Untuk itu, dibangun tanggul sementara untuk melindungi wilayah tersebut.
Kemudian Bantuan Sosial dan Kerugian Masyarakat Pemerintah daerah akan memberikan bantuan sosial untuk mengatasi kerugian yang dialami oleh warga terdampak banjir, termasuk bantuan pemulihan ekonomi dan sosial.
Lebih jauh Kata Doding Penanganan Jangka Panjang yang akan dilakukan yaitu kajian Pihak Balai Besar Wilayah Brantas (BBWS) melalui konsultan berencana untuk segera melakukan kajian mengenai penanganan dampak jangka panjang dari pembangunan Bendungan Bagong.
“Kajian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai langkah-langkah penanganan yang lebih permanen dan berkelanjutan,” terangnya.
Akibat Proyek Bendungan Bagong hingga ke daerah hilir, termasuk Sungai Ngasinan yang juga terdampak. Semua pihak berharap agar kajian penanganan jangka panjang segera diselesaikan, agar dapat ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
DPRD Trenggalek berharap rekomendasi yang disepakati dalam audiensi ini dapat segera direalisasikan untuk meringankan beban masyarakat terdampak dan memperbaiki kondisi lingkungan yang rusak akibat proyek pembangunan tersebut.(tj).