Suksesi Nasional, Kediri – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri terus meminimalisir potensi banjir di sekitar Bandara Internasional Dhoho. Tak hanya melakukan normalisasi sungai. Pemkab akan menyiapkan embung di sekitar lokasi rawan banjir barat sungai Brantas.
“Semua solusi sedang kami cari agar banjir di sekitar bandara tidak terjadi,” ujar Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kediri Irwan Chandra Wahyu Purnama.
Rencananya, lokasinya embung berada di Kecamatan Tarokan dan Kecamatan Grogol. Hanya saja, kapan realisasinya belum dapat dipastikan. Sementara untuk normalisasi sungai, pemkab bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas. Lokasinya ada beberapa titik di Sungai Kolokoso.
Pemkab dan BBWS Brantas masih akan melihat hasil dari normalisasi sungai. Jika banjir masih terjadi, maka akan dicari opsi lainnya. “Sebentar lagi musim penghujan. Akan kami terus pantau kondisi sungai di sekitar bandara,” tuturnya.
Seperti diketahui, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI menggelontorkan Rp 6,9 miliar untuk normalisasi Sungai Kolokoso. Dengan tujuan untuk mencegah banjir di sekitar Bandara Kediri.
Normalisasi tak dilakukan di seluruh alilran Sungai Kolokoso. Hanya di beberapa titik saja. Seperti di Desa Kaliboto, Desa Sumberduren, dan Desa Jati yang berada di Kecamatan Tarokan.
Dua tahun terakhir, sungai tersebut selalu langganan banjir. Saking parahnya, banjir di lokasi tersebut menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Terutama, bagi petani yang lahannya terendam banjir.
Terpisah, Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Nganjuk Sumber Harto mengatakan jika musim hujan akan segera tiba. Menurut prediksi Badan Meteorolgi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan secara serentak akan dimulai bulan depan.
Sekitar awal tahun, musim hujan akan mencapai puncak. Dengan prediksi bencana alam seperti banjir yang lebih mudah terjadi.
“Normalisasi sungai juga penting untuk menghindari banjir,” tandas Harto.(fan)