Suksesi Nasional, TULUNGAGUNG – Untuk menekan angka pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan, Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) menggelar berbagai pelatihan kejuruan.Disnakertrans Kabupaten Tulungagung menyediakan Balai Latihan Kerja (BLK), bagi yang minat belajar atau mendalami bidang kejuruan.
Pelatihan kejuruan berada di lingkungan gedung Disnakertrans, kegiatan tersebut bertujuan, setelah mengikuti pelatihan kejuruan, peserta mampu menerapkan dan mengembangkan di dunia kerja.
Disnakertrans memiliki beberapa program pelatihan, nantinya, setelah masa pelatihan selesai setiap bidang latihan akan diadakan Uji Kompetensi (Ukom) dan mendapat sertifikat. Jadi, akan terlihat mana yang sudah mampu dan siap terjun kerja.
Kepala Disnakertrans Agus Santoso mengatakan, pelatihan yang sedang berjalan saat ini adalah bidang kejuruan Menjahit, Pengelasan, Tata Rias, Barista, Perkantoran, Desain Grafis dan Outomotif.
“Kita ada 13 pelatihan bidang kejuruan, tapi yang berjalan ada 7 bidang kejuruan meliputi otomotif, kecantikan atau tata rias, desain gratis, pengelasan, perkantoran,barusta dan menjahit ,” kata pak banteng panggilan akrabnya, rabu (25/09/2024).
Lanjutnya, tujuan diadakan pelatihan kerja, untuk menyiapkan ketrampilan para pencari kerja atau tenaga kerja yang ingin meningkatkan kompetensinya. Dalam satu bidang kejuruan sebanyak 16 peserta, untuk guru pembimbing atau instruktur pelatihan dari Disnakertrans dibantu dari LPK swasta.
Untuk penilaian, diakhir kegiatan dan pelatihan diadakan ukom, kerjasama dengan penguji dari Lembaga Sertifikasi Penguji (LSP). LSP merupakan lembaga resmi yang ditunjuk pemerintah untuk uji kompetensi.
“Jika dinyatakan belum kompeten, mereka bisa ikut uji kompetensi tahun berikutnya, namun, dengan biaya sendiri Karena mengikuti ukom include satu paket.
Ukom ada tiga materi yang diujikan, uji materi tertulis, praktek dan wawancara. Ada penguji yang menentukan, apakah kompeten atau tidak,” tandasnya.
Sementara itu pembimbing kejuruan menjahit wijianah menambahkan, memang kemampuan masing-masing anak berbeda, khususnya di bidang menjahit.
Ada yang sudah familiar atau terbiasa, dan ada yang masih mulai dari nol. Biasanya, yang belajar dari nol akan malu dan perlu didampingi. Peserta sendiri tidak dibatasi umur, yang penting masih di umur produktif.
“Diharapkan, peserta bisa menerima apa yang disampaikan. Sehingga, kedepan bisa dimanfaatkan dalam kehidupan. Pelatihan dan ilmu yang didapat bermanfaat terutama bagi diri sendiri dan orang lain, terlebih bisa menciptakan lapangan pekerjaan,” pungkasnya. (gus/tot).