Suksesi Nasional NGAWI – Sebagai upaya menghadapi era globalisasi dan digitalisasi. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi melalui dinas Kesehatan (Dinkes) melaksanakan program Kick Off (Launcing) Integrasi Layanan Primer (ILP) Senin (30/09/2024).
Berdasarkan Kementerian kesehatan yang melaksanakan enam pilar transformasi kesehatan yaitu transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia kesehatan (SDMK) dan transformasi teknologi kesehatan.
Integrasi Layanan Primer (ILP) dilakukan dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif dan didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.
Penguatan ILP sangat penting dilakukan karena fakta yang ada menunjukan bahwa beban kesehatan masih tinggi. Berdasarkan grand opinion, sebagian besar kasus kematian yang terjadi di indonesia merupakan kasus yang seharusnya dapat dicegah.
Tetapi dikarenakan keterlambatan deteksi penyakit dan keterlambatan pemberian layanan dan pengobatan sehingga peyakit terdeteksi pada level yang sudah berat/parah sehingga meningkatkan risiko kematian.
Dengan adanya kejadian dinas kesehatan Ngawi selalu mengoptimalkan dan mensosialisasikan lLP dapat tingkat Desa SE kabupaten Ngawi,
Transformasi ILP merupakan salah satu Pilar Transformasi Sistem Kesehatan yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kesehatan berdasarkan Siklus Hidup, yang mudah diakses dan terjangkau sampai pada tingkat masyarakat, keluarga dan individu per desa/ kelurahan.
ILP merupakan upaya untuk menata dan mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan primer. ILP bertujuan untuk meningkatkan upaya pencegahan dan deteksi dini faktor resiko kepada seluruh masyarakat, berdasarkan siklus hidup mulai dari bayi baru lahir hingga lansia.
Dinas kesehatan selalu berupaya sejak dini untuk pencegahan dengan mendekatkan akses dan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif rehabiltatif. Integrasi pelayanan kesehatan primer menitikberatkan pada ;
Penguatan promotif dan preventif melalui pendekatan pada setiap fase kehidupan dengan tetap menyelenggarakan kuratif dan rehabilitatif.Pendekatan pelayanan kesehatan melalui jejaring ILP mulai dari tingkat Kecamatan, desa, dan dusun.
Pelaksanaan ILP dimulai dari tingkat Puskesmas, Pustu dan Posyandu.
Layanan dan tata kelola Puskesmas diarahkan pada layanan siklus hidup yang dikelompokkan dalam 5 klaster ;
( 1) klaster manajemen, (2) klaster layanan kesehatan ibu dan anak, (3) klaster layanan kesehatan dewasa dan lansia, (4) klaster penanganan penyakit menular dan (5) lintas klaster.
Perubahan paradigma layanan primer
(puskesmas) tidak lagi berbasis penyakit/program tapi melalui klaster yang diintervensi oleh semua program. Salah satu elemen penguatan adalah
terbangunnya kerangka kerja manajemen yang baik sesuai dengan standarinternasional.
Maka diwujudkanlah suatu sistem pelaporan yang real time berdasarkan Pemantauan Wilayah setempat (PWS) melalui digitalisasi dan pemantauan dengan dashboard situasi Kesehatan.
Kabupaten Ngawi terdapat 213 Desa dan 4 Kelurahan. Dalam rangka upaya
percepatan implementasi Integrasi Layanan Primer (ILP), terhitung mulai tanggal 1 Juli 2024 Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi menetapkan seluruh Puskesmas termasuk Puskesmas Pembantu, Poskesdes, dan Polindes se-Kabupaten Ngawi memulai peyelenggaraan tata kelola Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) yang dalam proses pelaksanaannya dapat dijalankan secara bertahap.
Tujuan Umum Meningkatkan koordinasi, advokasi, dan komitmen lintas sektor dalam pelaksanaan Integrasi Layanan Primer (ILP), Meningkatkan Kerjasama serta berbagi peran dan tanggungjawab lintas sektor terkait dalam pelaksanaan ILP.
Tujuan Khusus untuk menyelaraskan persepsi yang sama dalam penyelenggaraan Integrasi Layanan Primer dan Mengedukasi para pemangku kebijakan guna mendukung pelaksanaan. (yen)