Suksesi Nasional, Surabaya-menjelang Hari-hari yang telah dinanti Annida Azzahro, siswi kelas 6 SDN Balong Sari 1/500 Surabaya akhirnya tiba, Senin 6 September 2021
Pada hari tersebut, untuk kali pertama sejak 2020 silam, Annida bisa bertemu teman-teman satu kelasnya dalam pembelajaran yang selama ini hanya berinteraksi secara virtual karena pandemi Covid-19.
“Akhirnya masuk juga, biasanya daring dari rumah, nggak ketemu temen-temen, nggak liat langsung, guru-guru pun nggak bisa liat langsung,” kata Annida saat ditemui di ruang sekolahnya Senin pagi.
Persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) di tengah pandemi Covid-19 sudah dalam pembahasan oleh Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya bersama seluruh Kepala SD dan SMP se-Surabaya saat rapat virtual dari Balai Kota Surabaya, Senin (30/8/2021).
Sebelum mengikuti PTM, siswa harus mendapatkan izin dari orangtua atau wali. Hal itu dibuktikan dengan pernyataan tertulis.Kata Gunawati.
“Alhamdulillah, hari pertama masuk anak-anak antusias sekali kata Kepala Sekolah SDN Balong Sari 1/500 Surabaya, Gunawati Senin (6/9/21.)
Dia mengatakan, ada beberapa tahapan yang harus dijalani siswa sebelum masuk sekolah. Seperti wajib mengenakan masker, mencuci tangan, serta menjalani pengecekan suhu tubuh.
“Setelah itu baru diperbolehkan masuk ruang sekolah,” tuturnya.
Untuk mengatasi kerumunan, Gunawati mengatakan, dilakukan pengaturan kedatangan dan kepulangan siswa. Termasuk mengingatkan siswa agar tetap menerapkan protokol kesehatan, baik di sekolah, rumah maupun lingkungan.
“Kami tidak lelah selalu mengingatkan siswa agar disiplin menerapkan prokes. Antar siswa juga saling mengingatkan. Ini demi kesehatan bersama,” ucapnya.
Terpisah dengan Syarofah selaku Wali kelas 6 mengatakan “Antusias sekali para siswa siswi menyambut PTM. Meskipun ada banyak plusnya seperti bisa mengajar langsung dan minusnya kita harus menyiapkan kelengkapan prokes demi menjaga hubungan antar teman dan guru ” ungkap Syarofah kepada tabloidsuksesinasional.com, Senin (6/9/21).
Menurut Syarofah, sekolah tatap muka akan lebih mudah bagi anak-anak untuk menyerap perlajaran.
“Bagi anak-anak tentu akan lebih mudah belajar langsung, karena kami pengajar juga lebih mudah mengobservasi para siswa,” lanjut dia. (fer).