Suksesi Nasional, MAGETAN – Kehidupan berumah tangga adalah takdir yang di berikan Alloh SWT, sepasang laki-laki dipertemukan wanita yang di sebut jodoh, dalam hakekat Islam memang diwajibkan seseorang menikah bila sudah cukup usianya, agar jauh dari dosa Zina
Bila sudah di kehendaki dan di ridho Alloh SWT perjodohan itu pasti akan dipertemukan, dalam kehidupan itu sudah ginaris ,ada baik dan ada yang jelek, ada jodoh pasti ada perpisahan,
Namun Alloh paling benci dengan perceraian (perpisahan) antara suami-istri. Perceraian juga mengakibatkan kehancuran dalam hidup, yang paling parahnya lagi mengorbankan darah dagingnya(anak-anak’nya)
Perceraian boleh di lakukan dengan beberapa hal yang tertuang pada Al-Qur’an dan hadits, namun tetep anak menjadi korban ,dimana kasih dan sayang anak akan pudar, sehingga anak menjadi prustasi bahkan gagal dengan masa depannya
Anak merupakan titipan Alloh SWT yang di amanahkan pada suami istri untuk melanjutkan ibadahnya kelak. Seorang suami bertanggung jawab pada keluarganya, tidak akan di terima amalannya suami yang menelantarkan keluarganya. Dosa istri dan anaknya akan dipertanyakan dalam hisapannya
Para ulama mengatakan perceraian dapat menggoyahkan Ares alloh.dosa besar untuk suami istri yang melakukan perceraian tanpa ada tahaban sesuai ajaran agama.
Pemicu perpisahan kebanyakan ekonomi dan perselingkuhan , pada zaman dunia semakin tua ini sudah di ceritakan pada hadits rosul akan banyak yang melakukan hubungan tanpa ada ikatan(zina/selingkuh) dan banyaknya wanita mengumbar aurat/kecantikan untuk laki-laki lain
Pitutur Jawa untuk laki-laki ” jogone lawang omah mu Ben ora di leboni wong lio”(jagalah kehormatan mu/istrimu agar tidak salah jalan dengan orang lain).
Janganlah korbankan masa depan anak-anak mu demi ego suami istri. Jagalah keluarga untuk menuju surga alloh. (mar)