Suksesi Nasional, Kediri – Kakanwil Kemenkumham Jatim Imam Jauhari bersama rombongan disambut langsung Kalapas Kelas IIA Kediri untuk melihat langsung permasalahan dan ingin mengetahui kelemahan yang ada di Lapas Kelas IIA Kediri,Rabu (18/1/2023)
Ia sangat apresiasi dengan pimpinan baru sudah melakukan perubahan dalam rangka mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban.
Kalapas sekarang ini melakukan pembenahan sarana dan prasarana, sering terjadi pelemparan barang terlarang, langkah yang dilakukan dengan pembangunan ketinggian pagar belakang dan menambahkan jaring untuk meminimalisir pelemparan barang terlarang.
Penguatan seluruh SDM dalam melakukan pemeriksaan barang masuk lebih teliti, Petugas berhasil menggagalkan oknum yang tidak bertanggungjawab ingin memasukkan barang terlarang ke Lapas Kelas IIA Kediri.
Untuk antisipasi gesekan,dengan cara memperkuat dalam rangka memberikan edukasi seluruh penghuni tentang keimanan dan ketaqwaan, SDM perlu ditingkatkan untuk kemandirian dan humanis kepada warga binaan setelah bebas serta didalam Lapas tidak ada uang beredar hanya cukup untuk kebutuhan belanja, ucapnya.
Dalam kunjunganya Kakanwil Jatim Imam Jauhari yang baru 1 minggu memberikan atensi lebih terhadap hasil karya warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas IIA Kediri.
Kegiatan kerja di SAE Lakuli milik Lapas Kediri dibilang cukup banyak,mulai dari ketrampilan, ada juga perkebunan, perikanan dan meubelair.
Kami melihat potensinya bagus, karena selain mengedukasi WBP, juga bisa mengedukasi masyarakat.
Hasil karya WBP Lapas Kediri tidak kalah dengan produksi di luar,untuk itu dia berharap ada nilai ekonomis yang dihasilkan, Sehingga bisa berkontribusi terhadap ke kas negara dan hasilnya akan masuk PNBP sehingga ada tambahan premi untuk WBP yang bekerja untuk ditabung, ” harapnya.
Sementara Denie Kamiswara selaku Kasi Kegiatan Kerja Lapas Kelas IIA Kediri menyampaikan, bahwa pembuatan pernak pernik berbahan batok kelapa dari hasil karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kediri yang merupakan ide dari Kalapas dan juga mengintruksikan kualitas terkait kegiatan kerja yang ada di Lapas Kelas IIA Kediri.
Salah satu contoh, membuat karya pernak pernik berbahan batok kelapa yang berasal dari Blitar. Kita membeli bahan setengah jadi untuk diolah menjadi sebuah karya cangkir yang terbuat dari batok kelapa.
Denie menjelaskan secara detail proses pembuatan cangkir berbahan batok kelapa. Mulai dari batok kelapa dibersihkan dengan amplas halus dan kasar, membuat cangkir dan ganggang dan proses pengecatan sampai kering serta diberi pernis dijemur selama 1 jam.
Lanjut Denie hasil karya cangkir berbahan batok kelapa ini dipasarkan atau dijual ke masyarakat. Dan juga untuk keperluan Lapas Kelas IIA Kediri bila ada tamu-tamu dari Kanwil dan Dirjen Kemenkumham.
Selain cangkir batok kelapa, ada juga kerajinan membuat mainan berbahan dari kayu. Seperti, alat pijat, alat garuk, mobil, motor, kapal, asbak dan tongkat dari kayu jati.
Selama ini untuk pembuatan pernik atau kerajinan memiliki wahana sarana asimilasi edukasi (SAE) untuk kegiatan kerja yang difokuskan untuk kerajinan mulai pukul 08.30 WIB sampai 15.30 WIB.
“Dari harga pernak pernik sendiri dibandrol dengan harga cukup terjangkau, mulai Rp 12 ribu sampai Rp 62 ribu, ” tutup Denie.
Salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan (WB) Lapas Kelas IIA Kediri sebut saja Joko yang tahun ini juga akan bebas atau keluar dari Lapas. Ia mengaku selama di dalam Lapas banyak mendapatkan pelatihan dan ketrampilan cara membuat pernak pernik berbahan dari batok kelapa.
Joko menuturkan dengan ketrampilan yang dimiliki bisa memanfaatkan batok kelapa yang di datangkan dari Blitar untuk membuat aneka pernik-pernik yang memiliki nilai ekonomis.
“Selain dari bahan batok kelapa juga memanfaat kayu untuk dijadikan berbagai pernik-pernik sehingga memiliki nilai jual, ” ungkapnya.(sid)