Sisihkan 24 Negara
Suksesi Nasional, Lamongan- Dunia pendidikan Kabupaten Lamongan boleh berbangga, pasalnya salah satu siswa SMPN 2 meraih penghargaan skala Internasional. Adalah Mohammad Haryo Mukti Wibowo, siswi kelas IIX tersebut terbilang inovatif nan kreatif.
Berkat kecerdasan dan inovasinya, siswa pendiam tersebut secara tidak langsung mengharumkan nama bangsa Indonesia, Propinsi Jawa Timur, bahkan Kabupaten Lamongan, terlebih SMPN 2 Lamongan.
Selain itu prestasi Haryo panggilan akrabnya tersebut menjadikan tauladan dan inspirasi teman-temanya siswa lainya. Selain prestasinya ditingkat Nasional, Haryo juga mengukir prestasi ditingkat Internasional.
Tak tanggung-tanggung 2 prestasi melalui karya ilmiahnya itu, mampu menyisihkan peserta lain dari 24 negara. Beberapa penghargaan karya ilmiahnya itu diantaranya, penghargaaan lomba karya ilmiah GPW, Inovation battery from guava peel (psidium guajava) international.
Dimana karyanya berupa pemanfaatan bateray bekas, dengan bahan fermintasi kulit jambu biji. Penhargaan yang kedua ditahun 2020, yaitu Bio cub (innovative ice cubes from diaper waste). Dimana karya tersebut terkait pengawetan es batu, berbahan pampers bayi.
Sedangkan prestasi ditahun 2021, kembali mendapat penghargaan Bronze award, International science tehnologi and angineering competition. Terbarunya mendapat penghargaan Certificate Gold Award…In honor of your outstanding creativity and innovation entitled…Calys- Aromatherapy candels from lime pell ( citrus x aurantifolia).
Yang flower ( cananga odorata), and lemongrass ( cymbopogon), Ociip Word IP Fair 2021. Karya ilmiah terbaru tersebut berupa terapi aroma lilin untuk kesehatan.
Terkait karya aroma lilin terapi, Haryo mengatakan jika inovasi itu muncul saat memanfaatkan limbah kulit jeruk nipis.” Ide itu muncul saat melihat di Lamongan banyak penjual soto, dan salah satunya ada limbah kulit jeruk nipis.
Saya memanfaatkan limbah itu untuk aroma lilin terapi, ” katanya, usai memperagakan praktek pembuatannya, Senin (23 /8/21).
“Kulit jeruk nipis ini kalau dikolaborasikan dengan serai baik untuk kesehatan, dan bisa mengurangi tingkat stres/kontrol, ya setidaknya beanfaat untuk refleksi, ” tambahnya.
“Saya mendapat penghargaan Gold Silver (medali emas) ini setelah ikut lomba karya ilmiah melalui online di Nigeria. Alhamdulilah saya mampu menyisihkan peserta dari 24 negara, diantaranya Korea selatan, Malasyia dan Nigeria, ” pungkasnya pada sejumlah awak media.
Sementara itu Yayuk Setia Rahayu mengatakan, jika prestasi yang diraih siswa SMPN 2 Lamongan adalah moment yang sangat menguntungkan dan membanggakan bagi sekolah.
“Karena prestasi ini jarang sekali didapat anak-anak sekolah di Lamongan, dan salah satunya di Indonesia adalah siswa kami yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Negeria, ” kata Kepala Sekolah SMPN 2 Lamongan tersebut.
“Alhamdulillah kita dapat medali emas, dimana lomba itu diikuti peserta dari 24 negara. Salah satu yang mendapat medali emas adalah siswa kami, dan ini sangat membanggakan bagi kami, ” tambahnya saat ikut mendampingi praktek pembuatan lilin aroma terapi disalah satu ruang sekolahan.
Kedepanya, lanjut Kepala Sekolah SMPN 2 Lamongan, ” akan kita kembangkan lagi lilin aroma terapi, tidak hanya limbah jeruk nipis saja, misalnya dari aroma buah atau bunga yang lain.
Dimana itu nantinya yang membuat adalah siswa , bukan gurunya, tujuanya sebagai inspirasi siswa yang lain biar tahu jika siswa SMPN 2 Lamongan ada yang berprestasi di tingkat Internasional,” sambungnya.
Disinggung terkait hak patent pihak sekolah kedepannya akan memikirkan. Kedepannya akan kami pikirkan, karena ini menyangkut nama baik Lamongan, khususnya lembaga pendidikan.
Dari karya ilmiah itu nantinya juga bisa membuat produck lilin aroma terapi, sementara akan kita ikutkan pameran di lingkungan sekolah, karena ini menyangkut prestasi pendidikan,” pungkas Kepala Sekolah SMPN 2 Lamongan, pada sejumlah awak media.(rul)