Suksesi Nasional, TRENGGALEK – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Trenggalek mengungkapkan kekhawatiran terkait keberlanjutan populasi sapi Trenggalek yang kini terancam punah, sehingga membutuhkan perhatian serius dari pemerintah daerah.
Pernyataan tersebut diungkapkan Ketua Komisi II DPRD Trenggalek, Mugianto usai rapat klarifikasi perencanaan kegiatan tahun 2025 bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mitra kerja.
“Sapi Trenggalek saat ini hanya tersisa sekitar 28 ekor. Ini merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian lebih agar keberadaan sapi lokal ini tidak punah,” ujar Mugianto, yang akrab disapa Kang Obeng.
Mugianto menjelaskan bahwa upaya pelestarian sapi Trenggalek akan dilakukan dengan mengembangkan kawin silang dengan berbagai jenis sapi.
Namun, ia menegaskan bahwa meskipun langkah tersebut diambil, hasilnya masih belum maksimal untuk mengatasi penurunan populasi.
Saat ini, anggaran yang dialokasikan untuk memelihara dan mengembangkan sapi Trenggalek hanya sekitar Rp200 juta.
Anggaran tersebut dinilai belum cukup untuk mendukung upaya pelestarian secara optimal, terutama dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi dan obat-obatan bagi sapi-sapi tersebut.
Untuk itu, Komisi II DPRD Trenggalek mendesak pemerintah daerah untuk menambah anggaran guna mendukung kelangsungan hidup dan pengembangan sapi Trenggalek.
Penambahan anggaran ini diharapkan dapat mencakup kebutuhan nutrisi yang lebih baik serta pengadaan obat-obatan yang tepat, agar sapi-sapi tersebut dapat berkembang dengan lebih optimal.
“Kami berharap ada penambahan anggaran yang lebih memadai agar program pelestarian sapi Trenggalek dapat berjalan maksimal,” tambah Mugianto.
Selain itu, Komisi II juga menyoroti alokasi anggaran untuk bantuan ternak yang disalurkan melalui program Musrenbang.
Mereka mencatat bahwa sering kali bantuan ternak tidak tepat sasaran, sehingga disarankan agar bantuan tersebut lebih difokuskan pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan, khususnya yang tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Bantuan ternak sering kali tidak tepat sasaran. Kami mengusulkan agar bantuan tersebut dialihkan untuk program yang lebih prioritas dan tepat sasaran, terutama untuk masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan,” tegas Mugianto.
Dengan dukungan anggaran yang lebih besar dan program bantuan ternak yang lebih tepat sasaran, Komisi II berharap sapi Trenggalek dapat dilestarikan dan terus menjadi bagian penting dari warisan budaya serta ekonomi peternakan di Kabupaten Trenggalek.(tj).