Suksesi Nasional, MAGETAN –Serangkaian Kegiatan Dalam Agenda Jaya Jayaning Nuswantara Ke-4 Di Kabupaten Magetan sudah mulai ditunggu-tunggu oleh masyarakat, suasana sakral dan spiritual yang kental juga tak lepas dari bentuk para pelaku pemainya, salah satunya Lampah Hastungkara dan Berkah Bolu Rahayu.
Lampah Hastungkara dan Berkah Bolu Rahayu dilakukan pada malam hari dengan berjalan kaki yang dimulai dari depan pendapa Surya Graha dan kembali lagi ke alun-alun Magetan.

Setiap peserta mempunyai karakter sendiri-sendiri, ada yang berjalan kaki sambil topo bisu, ada yang berjalan sambil melantunkan kidung Jawa, ada juga yang berjalan dengan membawa pusaka, hingga mengarak miniatur roti bolu berbentuk lesung, bedug dan juga Sego golong.
Ada yang lebih sakral ketika sudah sampai di alun-alun Magetan, dengan adanya jamasan pusaka atau mencuci pusaka, terlihat dalam prosesi ini dibasuh dengan air 7 sumber yang ada di sekitaran Magetan, dengan diirungu tari doa tembang pitu, sebuah tarian sakral yang mencerminkan permohonan doa dan keberkahan.
Usai jamasan pusaka dan doa-doa dilantunkan, kemudian miniatur roti bolu dengan bentuk lesung, bedug dan Sego golong, masyarakat yang menyaksikan berebut untuk mengambilnya dengan maksut dan tujuan mencari keberkahan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Magetan, Joko Trihono menyebutkan, bahwa kirab ini bertujuan untuk menghibur masyarakat khususnya warga Magetan, dengan adanya fragmen-fragmen yang dilaksanakan masyarakat dapat menghargai budaya warisan leluhur.
“Di dalam serangkaian kegiatan ini ada beberapa segmen yang sangat sakral, dan didalam untuk miniatur roti bolu juga ada makna tersendiri, seperti bolu berbentuk lesung menggambarkan bulan Muharram atau Suro.
Kemudian, untuk sego golong menggambarkan wujud rasa syukur akan berkah yang masih didapat berupa kesehatan dan rejeki, kemudian, untuk bolu yang berbentuk bedug merupakan lambang datangnya Bulan Muharram atau Suro,”beber Joko Trihono. Kamis malam (11/7/2024)
Lebih lanjut, Joko berharap dengan kegiatan seperti ini bisa lebih meningkatkan tirakat dan ibadah bagi masyarakat Magetan.
“Momen spesial ini merupakan bentuk peninggalan leluhur, dan kita wajib untuk melestarikannya, dengan harapan setelah kegiatan ini, kita semua bisa lebih meningkatkan tirakat dan ibadah,” pungkasnya. (Gun)