Suksesi Nasional, Surabaya – Faria Ulfa (28) seorang asisten rumah tangga (ART) diduga jadi korban kekerasan yang dilakukan oleh sang majikannya sendiri.
Akibatnya, gadis yang tinggal dijalan Donokerto Gang 11 Kelurahan Kapasan, Kecamatan Simokerto Surabaya mengalami lebam hingga gangguan mental.
Atas kejadian itu, keluarga korban bernama Marnik tidak terima dan menempuh jalur hukum dengan melaporkan ke Mapolsek Simokerto Surabaya dengan surat laporan polisi (LP) nomor TBL /B/ 19/I/ SPKT Polsek Simokerto/ Polrestabes Surabaya Jawa Timur.
Saat ditemui awak media, Marnik menceriktakan, kok mereka tega memperlakukan keponakan saya sampai seperti itu, ini punya keluarga.
Bukan seorang diri, jangan berbuat seenaknya,” kata Marnik saat berada didepan kantor kelurahan Kapasan Simokerto Surabaya, Sabtu (21/1/2023) pagi.
“Anaknya sampai terlihat terganggu mentalnya. Polisi harus bisa mengembangkan apa yang terjadi pada ponakan saya. Saya minta hukum harus sesuai prosedur, tidak ada perbedaan antara kulit hitam dan putih,” terang Marnik.
Korban (Ria) juga selaku pegawai Yeni, tidak lain majikannya sendiri, yang beralamat di jalan Kapasan dalam 1 Nomor 11 Surabaya itu dikenal oleh masyarakat sekitar bahwa Yeni adalah seorang wanita tua yang diduga jahat atau tidak mempunyai rasa belas Kasihan sama siapapun termasuk pegawainya.
“Dulu itu sebelum suami (Yeni) meninggal sudah berpesan. Jangan ada yang kerja disana, istri saya jahat,” ujar salah satu warga sekitar.
Ia juga menyaksikan sendiri, saat itu Ria membeli buah dengan keadaan wajah babak belur. Saat ditanya, Ria mengatakan bahwa dirinya dipukul juragannya.
“Kemarin Jumat (20/1/2023) pagi. Itu kesini beli buah, saat ditanya soal wajahnya yang babak belur, dirinya menjawab katanya dipukuli juragannya,” jelas seorang wanita berkerudung.
Hal itu pun bukan diungkapkan oleh seorang saja, namun Ketua RT 1, RW 8 Kapasan Simokerto Surabaya, Mikel juga mengungkapkan bahwa Ria pernah di potong gundul oleh Juragannya sebelum Pandemi.
“Waktu itu sudah lama sebelum Pandemi rambutnya digunduli alasan ada kutu. Ya saya diamkan saja, karena anaknya kan mau saja. Seharusnya jangan digunduli itukan wanita, seharusnya dipotong laki ta bagaimana. Ya (Yeni) itu dikenal (jahat) oleh masyarakat,” ungkap Mikel.
Terpisah, saat dikonfirmasi Yeni selaku bosnya Ria membantah kalau dirinya tidak melakukan hal itu. “Dia itu ta bawa ke tukang potong, bukan saya sendiri yang potong. Dia (Ria) ikut saya gajian Rp. 750 ribu,” katanya.
Selain itu, atas informasi beredar bahwa Ria juga diduga pernah di siram air panas oleh Yeni. Yeni juga membantahnya. “Siapa yang bilang, temukan saya, ada buktinya nggak,” ujar Yeni dengan nada tinggi.
Diduga adanya tekanan mental, korban Ria berbeda keterangan pada sebelumnya, korban (Ria) melaporkan bahwa kejadian ini dilakukan oleh teman kerjanya sendiri yang bernama Rini. “Dipukul Rini,” singkat Ria.
Diduga adanya kejadian tersebut, bermula dari perselisihan kerja penataan belinjo di rumah Yeni, jalan Kapasan dalam GG 1 Nomor 11 Surabaya. Sehingga Ria dipukul Rini yang juga teman kerjanya, pada Rabu (18/1/2023) siang.(rus)