Suksesi Nasional, Lamongan – Banjir di Kabupaten Lamongan terus terjadi setiap tahunnya, bahkan pada awal bulan di tahun 2021, situasi banjir semakin parah. Akibatnya, ribuan rumah dan ribuan hektar areal pertanian dan pertambakan terendam banjir, terutama yang berlokasi di Bengawan Jero.
Tidak hanya sampai situ, dampak banjir juga merendam sejumlah fasiltas umum. Ironisnya, aktifitas warga tidak bisa berjalan dengan lancar.
Terkait hal itu, ratusan mahasiswa (PC PMII) dan warga Bengawan Jero melakukan aksi protes dikantor DPRD dan Pemkab Lamongan, Rabu (13/1/21).
Saat digedung wakil rakyat para pendemo berorasi secara bergantian melakukan aksi tuntutan.
Sejumlah baliho, spanduk dan selebaran, serta alat pengeras suara mewarnai Unras. Aksi tersebut tujuanya tak lain adalah menuelesaikan masalah banjir, jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam aksi tuntutannya di depan kantor DPRD Lamongan, mahasiswa dan masyarakat ditemui langsung oleh Ketua DPRD Lamongan , Abd Ghofur dan Anshori. Meskipun targetnya terpenuhi untuk ketemu dengan Ketua DPRD dan anggotanya itu pengunjukrasa merasa tidak puas dengan jawabanya.
Bahkan sikap dan jawaban nyeleneh dilontarkan oleh Ketua DPRD Lamongan, yang menganggap bencana banjir (air) adalah rezeki. Sontak saja jawaban tersebut mendapat aplaus sorak dan cibiran dari peserta demo.
” Lha iya, saya ini protes terkait bencana banjir yang menjadi tradisi di Lamongan, dan makin parah saja, kok cik enthenge, jawabane jika bencana banjir dianggap rezeki, oleh anggota Dewan, ” celethuk salah satu peserta aksi.
“Saya bersama-sama warga dan mahasiswa ingin menuntut pada DPR dan Pemkab Lamongan, agar bisa mengatasi bencana banjir, dalam waktu jangka pendek dan jangka panjang kedepanya. Agar masyarakat tidak terdampak aktifitas dan perekonomianya, ” kata Joyo Kusumo yang juga Ketua Karang Taruna, Ds. Putat Kumpul Kec. Turi itu.
Sementara itu Yoyok Eko Prasetyo mengatakan jika aksi dilakukan agar Pemkab Lamongan segera mengatasi bencana banjir. Makanya kami mendesak anggota DPRD, agar Pemkab Lamongan segera mengatasi bencana banjir.
Tuntutan kami adalah agar bencan banjir, diatasi dengan jangka pendek dan jangka panjang. Target kami untuk ditemui Ketua DPRD Lamongan, namun kurang puas dengan pernyataanya bahwa, pak Ketua menganggap bencana banjir adalah rezeki, ” kata anggota mahasiswa PMII.
” Yang jelas kami sudah meminta pak Ketua Dewan untuk menandatangani fakta integritas, artinya sudah menyampaikan apa yang menjadi tuntutan kami, ” tandasnya.
Sementara itu Abd Ghofur menyatakan antusias apa yang menjadi aspirasi masyarakat yang terdampak banjir. Kami bersama Pemkab Lamongan atau dinas terkait akan melaksanakan apa yang menjadi tuntutan masyarakat.
Insyaallah, dalam waktu dekat mungkin besok dan saya pribadi bersama dinas terkait akan turun ke daerah banjir, Kec Turi dan Kalitengah. Terkait koordinasi dengan pemerintah pusat, sudah ada dana untuk pembenahan waduk, rawa-rawa dan normalisasi saluran irigasi, ” kata Ketua DPRD Lamongan, pada awak media.
Disinggung pernyataan yang menganggap banjir adalah rezeki, Ghofur mengatakan, air kan rezeki. Air termasuk rezeki, wajar jika masyarakat menganggap itu bencana banjir. Karena mereka kan daerahnya banjir, kita tidak bisa menolaknya,” pungkas Ghofur.
Dalam aksinya, pendemo menuntut agar DPRD dan Pemkab Lamongan segera menyelesaikan masalah musibah banjir tahunan, secara jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam jangka pendek diantaranya, bantuan pada masyarakat terdampak banjir (materiel/non materiel), pembersihan sungai, optimalisasi pompa air, ganti rugi petambak dalam bentuk asuransi dan pendirian posko penanggulangan banjir dilokasi terdampak.
Sedangkan tuntutan jangka panjang diantaranya, peninggian jalan, optimalisasi sistem pemeliharaan waduk, rawa, embung, dan sungai, realisasi satgas banjir, dan menfungsikan tempat pembuangan sementara dan pembuangan akhir secara masif.(rul)