Suksesi Nasional, Gresik – Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang lebih akrab disapa Kak Seto mendatangi kantor Mapolres Gresik Jawa Timur Minggu (24/09/2023).
“Kedatangan Kak Seto ke Kota Santri untuk mengetahui perkembangan kasus dugaan penganiayaan yang dialami SAH (8) siswi SD di Kecamatan Menganti Gresik yang mengalami penurunan penglihatan diduga dicolok tusukan pentol oleh kakak kelas.
Kepada awak media, dia (Kak Seto) mempercayakan sepenuhnya penuntasan kasus itu kepada polisi.
Saya sudah ke Polres Gresik untuk menanyakan langsung kasus ini dan kita percayakan kasus ini ke Polres Gresik,” tegas Kak Seto.
“Selain itu, ia juga memberikan memberikan semangat dan pendampingan psikologi bagi SAH usai viralnya pemberitaan korban yang mengalami kebutaan akibat dicolok tusuk pentol.
Kita sudah ajak dia (SAH) dialog dan nyanyi tiga lagu ,” tambah Kak Seto.
“Ia bersyukur karena kondisi fisik dan psikologis korban telah membaik. Bahkan, saat nyanyi, korban secara lantang memulai sendiri.
Pihaknya berharap SAH bisa segera pulih dari traumatik yang dialami dan kembali bersekolah seperti sedia kala.
Tadi saat ditanya cita-citanya kalau sudah besar menjadi apa, dijawab mau jadi Polwan. Hebat sekali. Harapannya (dari kasus ini, red), Gresik menjadi kabupaten yang layak anak, yang ramah anak.
“Tidak ada lagi kejadian seperti ini di lingkungan sekolah, ibadah, dan tempat lainnya. Sehingga Gresik mendapat tingkat tertinggi layak anak dan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Untuk kasus ini kita percayakan ke Polres Gresik untuk menyelesaikan,” tukas Kak Seto.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan, pihaknya sudah menjelaskan perkara kasus ini ke LPAI.
“Mantan Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya itu menegaskan, kepada LPAI bahwa proses penyidikan terus berlanjut, kendati dari hasil pemeriksaan medis tidak ditemukan tanda kekerasan atau kebutaan pada mata korban sesuai yang dilaporkan.
Sudah kita jelaskan semua kepada LPAI. Kita juga akan ungkap seterang-terangnya menggunakan metode scientific investigation,” ujar AKP Aldhino kepada Suksesi Nasional.com , Senin (25/9/2023).
“Kepolisian sendiri sudah memeriksa puluhan saksi. Baik itu keluarga korban, pihak sekolah, tetangga, teman korban, hingga dokter ahli yang memeriksa mata SAH.
Dari keterangan saksi dan barang bukti yang diamankan, belum ada petunjuk yang mengarah pada kejadian pencolokan sesuai yang dilaporkan,” tutur Aldhino.
“Pihaknya pun akan memberikan perlindungan dan menjaga keamanan kepada keluarga korban. Ini untuk mengantisipasi, jika nantinya keluarga korban mendapatkan intervensi dan intimidasi karena dianggap melaporkan kabar bohong.
Kami dari pihak kepolisian akan tetap menjaga keamanan dan memberikan perlindungan kepada keluarga korban dari adanya intervensi dan intimidasi dari pihak manapun. Proses penyidikan masih tetap berjalan dengan berkoordinasi kepada P2TP2A dan pihak medis,” tandasnya. (rus)