Suksesi Nasional, Kediri – Pemkot Kediri mulai menyusun skema mengantisipasi terjadinya banjir seperti beberapa hari lalu. Salah satunya adalah merevitalisasi drainase. Termasuk memecah aliran sungai untuk menghindari terjadinya luapan ataupun air bah.
Banjir yang terjadi Sabtu (25/maret) di enam kelurahan akibat luapan sungai dan air bah karnea hujan lebat. Air itulah yang akhirnya menggenangi jalan dan permukiman warga. Termasuk menggerus tebing sungai.
“Kami akan melakukan perbaikan (drainase) untuk mengantisipasi terjadinya banjir,” jelas Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) I Made Dwi Permana.
Langkah yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah mengalihkan dan memecah aliran sungai. Sehingga sungai tidak mengalir di satu titik atau berkumpul di satu tumpu.
“Nanti akan kami perbaiki dua titik drainase di Kelurahan Blabak. Setelah kami lakukan pengecekan di sana terjadi penyempitan drainase akibat akses jalan,” terangnya.
Pria yang tinggal di Kelurahan Betet, Pesantren ini melanjutkan, di dua titik di Kelurahan Blabak yang kebanjiran itu gorong-gorongnya sempit. Setelah ini drainase itu akan diperlebar dan diganti jenis materialnya sehingga daya buang air lebih banyak dan lebih kuat dari sebelumnya.
Secara keseluruhan, tahun ini Dinas PUPR akan menggelontorkan anggaran hingga Rp 15 miliar. Dana itu untuk memperbaiki drainase,dengan jumlah total 25 titik. Di antaranya di Jalan Mastrip, Jalan Hasanuddin, Jalan Sriwijaya, dan Jalan Pattimura.
“Jika ada perubahan anggaran itu terjadi di pertengahan tahun,itu bila memang harus ada tambahan drainase yang diperbaiki,” tuturnya.
Dalam waktu dekat, akan dibuat sudetan-sudetan agar air lebih cepat masuk ke Sungai Brantas. “Beberapa sungai yang meluap karena aliran hanya satu arah. Ketika hujan lebat air mengalir dan berkumpul di satu tumpu. Akhirnya meluber ke jalan hingga perumahan,” terang pria asal Bali ini. Kamis (30/maret).
Selain itu, Made mengimbau masyarakat agar tidak membuang sampah ke selokan dan sungai. Karena akan menghambat aliran air.
Sebelumnya, ada enam titik banjir pada Sabtu (25/3) lalu dengan total 107 rumah yang terdampak. Plengsengan Sungai Kaliombo juga ambrol yang mengakibatkan Hotel Kolombo nyaris ambruk dan dua dapur rumah warga ambrol.
Sementara itu, dari proses pencarian Alvian-bocah sepuluh tahun yang terseret arus sejak Sabtu (25/3)-belum ada kabar gembira. Hari keempat kemarin juga berakhir nihil. Tim search and resque (SAR) belum berhasil menemukan tubuh sang bocah.
“Kami sudah berupaya maksimal di hari keempat ini. Hasilnya masih nihil,” ucap Komandan Tim (Dantim) Pencarian Eko Aprianto.
Kemarin, pencarian dengan perahu landing craft rubber (LRC) diperluas. Jika sebelumnya hanya sampai Jembatan Semampir kemarin hingga Bendungan Waru Turi. Penyusuran dengan perahu LRC dimulai dari Kelurahan Manisrenggo.
Hari ini, pencarian akan difokuskan di aliran Sungai Brantas. Karena sudah dinyatakan clear, susur sungai akan dihentikan. Namun demikian, tim relawan masih akan menyisir ulang jalur darat. Khususnya di area yang diduga menjadi titik luberan ketika air meluap Sabtu lalu.
Demi memaksimalkan pencarian di Sungai Brantas hari ini, Eko mengatakan akan mendapat bantuan satu perahu LRC lagi. Sehingga total ada tiga perahu karet yang digunakan untuk menyusuri Sungai Brantas.
“Ada tambahan perahu dari Ngawi untuk besok (hari ini, Red),” papar Eko.
Diberitakan sebelumnya, dua anak hanyut di parit Jalan Kapten Tendean Sabtu malam lalu. Hujan deras menyebabkan parit meluber hingga terjadi banjir di ruas jalan itu. Mohammad Alvian Sausa Endriano, 10, dan adiknya, Muhammad Rohman Nouval Andriano, 4 bulan, hanyut terbawa arus bersama ibunya, Sulastri.
Sang ibu selamat. Namun kedua anaknya hanyut. Keesokan harinya sang adik, ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, 300 meter dari tempat kejadian.(fan)