Suksesi Nasional, Tulungagung – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar rembug stunting di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bongso, Selasa (21/7/2020).
Rembug stunting yang dilaksanakan tersebut bertujuan untuk Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Tulungagung. Acara yang dibuka secara resmi oleh Bupati Tulungagung Maryoto Birowo didampingi Ketua DPRD Kabupaten Tulungagung Marsono.
Kegiatan ini diikuti oleh Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Kabupaten Tulungagung, perwakilan Camat dan Kepala Desa (Kades), Tim Penggerak PKK Kabupaten Tulungagung, dan organisasi kemasyarakatan di Kabupaten Tulungagung.
Rembug stunting ini juga disaksikan secara video conference oleh 5 kecamatan,10 kepala desa sebagai lokus stunting, serta desa diluar lokus dengan mengakses melalui live streaming di chanel youtube RGR FM Tulungagung.
Kepala Bappeda Kabupaten Tulungagung Maryani mengungkapkan dalam rangka percepatan penurunan stunting pada tahun 2020, dilaksanakan 3 aksi konvergensi stunting secara mandiri.
Maryani mengungkapkan lima Kecamatan dengan Prevalensi stunting terbesar antara lain kecamatan Ngantru, Campurdarat, Pakel, Gondang dan Tanggunggunung. Sementara itu lokus stunting tahun 2020 adalah semua desa di wilayah kecamatan Tanggunggunung dan untuk tahun 2021 ada 10 desa sebagai lokus stunting.
Dalam laporannya Maryani mengatakan jumlah anak stunting di Kabupaten Tulungagung berdasarkan data bulan Agustus 2019 sebanyak 2.990 anak, dengan jumlah Prevalensi stunting sebesar 5,32 persen.
“Selain itu, mendeklarasikan komitmen pemerintah daerah dan menyepakati rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi serta membangun komitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi,” ungkapnya.
Bupati Tulungagung Maryoto Birowo dalam sambutannya mengungkapkan ditengah wabah COVID-19, tidak menyurutkan pemerintah kabupaten dalam hal pencegahan stunting. Semoga angka penderita stunting di Tulungagung bisa diminimalisir dengan tetap melalukan intervensi kepada keluarga yang masuk kategori stunting.
Maryoto menambahkan, meningkatnya angka harapan hidup dari tahun 2018 sebesar 73,74 persen, untuk tahun 2019 sebesar 73,95 persen. Peningkatan Indek Pembangunan Nasional dimana tahun 2018 sebesar 71,99 dan tahun 2019 sebesar 72,62 persen.
Karena itu Bupati mengharapkan komitmen dan konsistensi semua stakeholder dalam penanganan stunting biar lebih mendongkrak capaian pembangunan kesehatan. Semua stakeholder telah dilibatkan untuk penanganan dan pencegahan stunting, mulai dari Dinas Kesehatan, PKK, Organisasi Masyarakat dan seluruh jajaran OPD. Langkah yang dilakukan mulai dari perbaikan gizi dan kesehatan, serta ketahanan rumah tangga seperti menekan angka kelahiran.
“Di Kabupaten Tulungagung ada beberapa Kecamatan dan Desa yang sudah kita intervensi maksimal dalam melakukan menekan angka stunting,” tambahnya.
“Fokus Kegiatan Pendampingan gizi adalah mendampingi keluarga dengan sasaran kelompok umur pertama kehidupan yaitu mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun,” kata Bupati.
“Tujuan dari program pendampingan gizi adalah untuk melaksanakan intervensi penanggulangan stunting di tingkat masyarakat secara terintegrasi, dengan target pemerintah kabupaten adalah menurunkan prevalensi stunting,” pungkasnya.( Al/har)