Sumenep suksesi nasional.
Prof. Dr. KH. M.Asy’ari, M.Ag: “ MTQ Pemberi Warna Kehidupan Masyarakat Dengan Nilai-Nilai Dan Etika Sosial Yang Bersumber Dari Al-Quran”
sejak diturunkan pertama kali oleh Allah SWT, telah menjadi pedoman mulia bagi umat Islam untuk keluar dari fase yang penuh dengan kegelapan atau fase jahiliah menuju kepada fase yang dihiasi oleh cahaya kebenaran. Al-Quran menjadi Hudal Lin Naas Wa Bayyinatim Minal Huda Wal Furqan, yaitu sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan tentang yang haq dan yang batil.
Hal tersebut ditegaskan Prof. Dr. KH. M.Asy’ari, M.Ag, saat memberikan sambutan pada Penutupan Musabaqah Tilawatil Qur’An Virtual Tingkat Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sedunia Tahun 2021, Selasa malam (10/08/2021).
Menurut Ketua Dewan Juri MTQ Virtual Tingkat PCINU Sedunia ini, Al-Qur’an menjadi sumber inspirasi bagi para Ulama, Cendekiawan, Kaum Intelektual dan para Akademisi untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang pada akhirnya menghadirkan kemajuan bagi peradaban manusia.
“Pelaksanaan MTQ perlu dilihat lebih jauh sebagai pemberi warna kehidupan masyarakat dengan nilai-nilai dan etika sosial yang bersumber dari Al-Qur’an. Hal ini perlu saya tegaskan agar MTQ tidak dipandang sebagai rutinitas kolosal yang kehilangan makna dan nilai Substansinya.”ungkap Pria Kelahiran Masalembu yang masih keturunan dari Terate Pandian Sumenep ini.
Dikatakan, ketika umat ini menggaungkan bacaan Al-Qur’an, maka sebenarnya umat sedang mengagungkan nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai keshalehan sosial, nilai-nilai toleransi dan moderasi beragama, nilai-nilai yang mengutamakan pembelaan pada yang lemah, dan mengutamakan membelaan pada yang fakir, serta mengutamakan pembelaan pada yang miskin.
Karena itu tegas Prof Asy’ari panggilan akrab pria yang kalem ini, nilai-nilai Islami dan Spirit Qur’ani haruslah menjadi sumber rujukan utama, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sosial maupun dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk itu pihaknya mengajak kita semua, untuk memandang MTQ bukan hanya sebagai lomba menang kalah dalam seni membaca al-Qur’an, tetapi mari kita menjadikan MTQ sebagai suntikan spirit energi bagi umat islam di dunia, khususnya masyarakat muslim Indonesia dan Sudan untuk membumikan al-Qur’an dalam dunia nyata, membumikan al-Qur’an dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut Prof Asy’ari menegaskan, saat Al-Qur’an di acara MTQ ini dibaca oleh para Qurra dengan tajwid dan lagu yang merdu, agar kita juga merenungkan dan memahami maknanya. Dan bagaimana setelah itu kita menjalankan petunjuk dalam Al-Qur’an untuk memperkokoh akhlakul karimah, membangun kehidupan yang beragam, dan menerapkan ide-ide besar, ide-ide mulia dalam al-Qur’an untuk kemaslahatan umat dan bangsa Indonesia dan Sudan.
Pihaknya juga berharap agar MTQ Virtual Tingkat PCINU se Dunia di Sudan ini, dapat menjadi salah satu sumber kesejukan, menjadi sumber mata air melimpahnya ukhuwah dan kerukunan masyarakat dunia, baik Ukhuwah Islamiah, Ukhuwah Wathaniyah, maupun Ukhuwah Basyariyah.
“Hati kita seharusnya merasa damai setiap kali membaca Al-Qur’an, merasa tenteram setiap kali mendengarkan lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an. Perasaan damai dan tenteram itu harus kita rawat, harus kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.” Tandas Guru Besar (GB) IAIN Madura yang tinggal di Desa Leggung Kecamatan Batang Batang ini.
Pihaknya yakin dengan hal itu tidak ada lagi yang namanya permusuhan, penyebaran berita hoaks, fitnah-memfitnah, caci-mencaci di antara sesama umat. Tidak ada lagi gesekan antar sesama saudara se-bangsa dan se-tanah air Indonesia, yang semua itu kadang terjadi hanya karena urusan kecil yang tidak prinsipil, atau bahkan hanya karena urusan beda pilihan politik dan sebagainya.
Dan yang perlu diingat bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil ‘Alamin, yang menjadi berkah bagi alam semesta, yang membawa kebaikan bagi umat dan bagi masyarakat dunia. Oleh karena itu, sebagai umat muslim, kita harus menjaga kerukunan, menjaga persaudaraan, dan menjaga persatuan.
“Karena kerukunan, persaudaraan dan persatuan adalah modal kekuatan utama bangsa kita Indonesia untuk bergerak maju dan sekaligus menjadi sumber energi bagi kita untuk mewujudkan Indonesia yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur.”Pungkasnya.
Sementara dalam acara Penutupan MTQ Virtual Tingkat PCINU se dunia kali ini disamping Prof Asy’ari juga menghadirkan beberapa tokoh memberikan sambutan secara virtual diantaranya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A, Ketua Umum Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh Drs. KH. Saifullah Ma’shum, S.Q., M.Si dan Prof Dr. Said Agil Husin Al Munawar, M.A, Dewan Juri MTQ Virtual Tingkat PCINU Sedunia KH. Masrur Ikhwan, S.Q, M.A dan
Dr. H. Sofyan Hadi Musa, M.A, Ketua Tanfidziyah PCINU Sudan Ustaz Moch. Hibatullah Zain, B.A beserta jajaran, Ketua Lembaga Pengkajian Al-Qur’an NU Sudan Ust. Achmad Fauzi. Selain itu sambutan dari Ketua Panitia Pelaksana MTQ Virtual Tingkat PCINU Sedunia, Hizam Dinil
Mustaan beserta anggota panitia pelaksana lainnya dan dihadiri Ketua Tanfidziyah PCINU dan KBNU di seluruh dunia serta peserta MTQ Virtual Tingkat PCINU Sedunia delegasi dari 12 PCINU dan KBNU.(smtAng)