Suksesi Nasional, Tulungagung– Melibatkan 32 Puskesmas, capaian pada Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dan Imunisasi Kejar di Kabupaten Tulungagung masuk peringkat 12 Besar se Jawa Timur.
Fakta tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, dr. Kasil Rokhmad, saat diwawancarai awak media, disela kegiatan Rapat Evaluasi Hasil Pelaksanaan BIAN, di salah satu Hall Hotel ternama di Tulungagung. Selasa kemarin, (20/9/2022).
“BIAN merupakan kegiatan imunisasi tambahan dan imunisasi kejar yang bertujuan untuk menutup kesenjangan imunitas bagi masyarakat Tulungagung.
Adapun dalam pelaksanaannya dilakukan dengan pemberian imunisasi campak dan rubela bagi anak usia 9-59 bulan. Sedangkan untuk imunisasi kejar dilakukan pada anak dengan usia 12-59 bulan,” terangnya.
dr. Kasil, juga mengatakan bahwa, selama pelaksanaan BIAN, pihaknya melibatkan sebanyak 32 puskesmas di Kabupaten Tulungagung, yang juga didampingi lintas sektoral mulai dari pemerintah desa (Pemdes) hingga forum komunikasi pimpinan kecamatan (Forkopimcam) dengan sasaran sebanyak 55 ribu anak yang tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Tulungagung.
“Kita laksanakan sejak Agustus 2022 kemarin. Dari total sasaran, capaian BIAN sampai saat ini sudah mencapai 98,26 persen. Ini berarti diatas proyeksinya jika capaian BIAN di Tulungagung hanya 96,59 persen saja,” terangnya.
Jika dibandingkan dengan kota/Kabupaten lain di Jawa Timur, menurut dr. Kasil, capaian BIAN di Kabupaten Tulungagung sudah termasuk bagus dengan masuk peringkat ke 12 untuk capaian imunisasi Kejar. Sedangkan untuk capaian imunisasi tambahan berada di peringkat 21 se-Jawa Timur.
Namun demikian lanjut dr. Kasil, masih ada beberapa desa yang perlu memperbaiki capaian BIAN agar bisa mencapai 100 persen.
Dengan capaian tersebut dr.Kasil berharap semakin diperbaiki agar vaksinasi BIAN bisa memenuhi seluruh sasaran hingga mencapai 100 persen.
“Meski ditingkat Kabupaten sudah sesuai target, akan tetapi ditingkat desa masih ada beberapa yang belum 100 persen, dan itu perlu ditingkatkan lagi. Tentunya ini tidak lepas dari kerja keras seluruh sektor mulai dari petugas Dinkes Tulungagung, Puskesmas, Pemdes hingga Forkopimcam,” tuturnya.
Lebih lanjut disampaikan dr kasil, dengan adanya capaian yang kurang maksimal ditingkat desa, pihaknya tidak menginginkan jika di desa atau Kelurahan tersebut justru menjadi pencetus dari penyakit yang biasa menjangkiti balita.
” Oleh sebab itu kami akan terus melakukan penyisiran pada desa-desa tersebut agar capaian BIAN bisa 100 persen,” kata dr. Kasil.
“Dari 257 desa di Kabupaten Tulungagung, masih ada 36 desa yang belum memenuhi target. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor seperti belum sepenuhnya memahami pentingnya vaksinasi, belum memiliki kesempatan untuk melakukan vaksinasi, atau bahkan berhalangan hadir untuk melakukan vaksinasi lantaran sakit. Untuk itu kita akan melakukan sweeping di 36 desa itu agar semua sasaran kami bisa terjangkau vaksinasi,” tandasnya.
Menyikapi hal tersebut Kadinkes Tulungagung menargetkan pada 30 September 2022 untuk menyelesaikan vaksinasi di 36 desa tersebut.
” Tapi apabila nantinya masih juga belum terpenuhi, maka kami akan menunggu kebijakan dari pemerintah pusat terkait apakah boleh dihentikan atau tetap melanjutkan vaksinasi,” ujar dr. Kasil.
“Sebetulnya pemerintah pusat sendiri mentargetkan agar BIAN selesai per 1 September 2022. Berhubung untuk Kabupaten lain di Jawa Timur juga masih banyak yang baru mencapai 50 persen, maka kebijakan diperpanjang sampai akhir September. Untuk itu kami perlu edaran dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk memperpanjang BIAN,” pungkasnya.(ags)