Suksesi Nasional, Pasuruan- Aksi Vandalisme pelajar SLTA dengam melakukan coret coret Fasilitas umum dalam merayakan kelulusan tidak patut dicontoh, aksi teesebut tidak sesuai dengan dengan budaya pendidikan.
Seperti aksi corat coret gapura di Perbatasan Kecamatan Tosari-Puspo Kabupaten Pasuruan oleh puluhan pelajar SLTA yang diduga berasal dari SLTA di Kota Pasuruan tersebut sangat meresahkan dan menganggu kepetingan umum.
Muspika Kecamatan Tosari dengan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pasuruan membersihkan dan mengecet ulang gapura dan aspal jalan, Rabu (09/06) siang.
“Aksi fandalisme dengan mencoret-coret fasum atau gapura itu bukan mencerminkan seorang pelajar, mereka dididik sebagai penerus bangsa, mestinya mereka dapat memberikan contoh yang baik terhadap pemuda lainya sebagai generasi penerus, bukan malah merusak dan mengotori fasum,” ucap Edi camat Tosari.
Edi menambahkan, Wilayah Kecamatan Tosari merupakan aset wisata, dan perlu dijaga, agar wisatawan nasional atau manca negara dapat betah kesini, “Jika fasum dicoret-coret tentu akan menjadi kumuh dan kotor, tentu ini akan berdampak kewarga,” tandas Edi.
Menurut Edi akibat dari aksi vandalisme yang dilakukan sekelompok siswa-siswi tersebut akan malakukan koordinasi dengan pihak dinas atau aparatur penegak hukum, sehingga budaya mencoret-coret itu tidak dilakukan lagi, tentu saja dalam menyikapi ini diperlukan koordinasi dengan pihak terkait.”Masih dikoordinasikan dengan jajaran dinas terkait, hal ini kami lakukan agar budaya mencoret-coret setelah lulusan tidak dilakukan lagi,” ucap Edi.
Edi berharap, dengan dengan kejadian ini kita lebih dapat menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan serta dapat berprilaku santun dan mampu menjaga lingkungan dengan baik, tentunya akan berdapak baik bagi lingkungan sekitar.( rif/gus).
