Suksesi Nasional, Lamongan-
Ribuan petani tambak di Kab.Lamongan, kembali melakukan aksi turun jalan, Rabu (2/2/2022). Aksi tersebut dilakukan kedua kalinya, dengan tujuanya menuntut pencabutan pupuk bersubsidi. Apalagi saat ini dibeberapa wilayah tersebut diatas terjadi kelangkaan pupuk untuk budi daya ikan tambak. Sejatinya tuntutan ini merupakan kedua kalinya, dan sebenarnya aksi ini dilakukan pada tahun 2021, namun para petani tambak masih menghargai kebijakan pemerintah, karena ada pandemi Covid-19.
Sebelum melakukan aksi protes, massa yang di dominasi petani tambak yang berada di wilayah Kec Glagah, Kalitengah, Deket, Karanggeneng, Kota, Turi, dan Kec Karangbinangun tersebut berbondong-bondong berkumpul di GOR Lamongan. Selanjutnya melakukan long march dengan berjalan kaki menuju kantor DPRD, sejenak kemudian melakukan aksi orasi di depan Kantor Pemda Lamongan.
Saat aksi tengah berlangsung, Pemkab Lamongan mengajak perwakilan petani tambak untuk dilakukan audensi. Turut hadir dalam Audensi yakni Bupati Lamongan, Sekda, kepala dinas perikanan dan Kapolres Lamongan. Selain itu hadir juga salah satu anggota DPR RI, dan anggota DPRD Lamongan. Dalam kesempatannya tersebut setiap perwakilan petani tambah bergantian menyampaikan unek-unek dan protesnya satu persatu. Bahkan secara terbuka Bupati lamongan langsung mengontak Dirjen KKP, dan didengarkan langsung oleh seluruh peserta audensi.
Menurut Yusuf Fadli menyampaikan jika kebijakan ditariknya pupuk bersubsidi bagi petani tambak akan berdampak buruk bagi para petani, khususnya petani tambak.
“Kebijakan pemerintah pusat dalam menghapus petambak dari penerima pupuk subsidi adalah salah, mereka tidak melakukan riset kalau di Lamongan ini bakal berdampak buruk,” kata, salah satu koordinator aksi asal Kec.Turi itu.
Petani tambak belum siap dengan kebijakan pemerintah pusat, lanjutnya Yusuf
“Terus mau dikemanakan, kami dipaksa membeli dengan harga Rp. 550 ribu padahal jika disubsidi hanya Rp. 150 ribu. Harga Eceran Tertinggi (HET) setinggi itu jelas memberatkan para petambak di Lamongan yang notabene luas tambaknya tidak terlalu luas. Saat ini kondisi banjir, jelas mempengaruhi para petani tambak, selain itu, pupuk juga sangat langka, kondisi petani tambak di 7 kecamatan sangatlah memprihatinkan ekonominya, ” jelasnya pada awak media.
Sementara itu, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, saat menemui massa aksi bakal mencari solusi atas masalah yang dialami petambak tersebut.
Ia akan memfasilitasi akomodasi dan mempertemukan perwakilan petambak Lamongan dengan Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Heru Rahayu bersama DPR RI.
“Tadi sudah bicara dengan pak dirjen sendiri. Nanti kita akan sama-sama ke Jakarta, baik ke DPR maupun ke Dirjen, supaya aspirasi kita diperkuat lagi. Kita akan segera mendapatkan pupuk dan tahun depan juga tetap mendapatkan pupus subsidi,” paparnya saat menemui massa aksi yang mengeluhkan dihapusnya pupuk bersubsidi.
” Ya, kami akan terus memperjuangan petani tambak, agar pemerintah pusat kembali mengalokasikan pupuk bersubsidi. Sebenarnya sejak aksi pertama dulu, dan sampai saat ini kami terus koordinasi dengan pemerintah pusat, kami juga terus berkoordinasi, baik melewati surat dan perwakilan dari pemerintah daerah. Mari kita berjuang bersama-sama, mengawal hingga petani tambak mendapatkan alokasi pupuk bersubsidi, ” kata Bupati Yes, pada awak media.
Ribuan petambak Lamongan menggelar aksi unjuk rasa, menggugat dihapusnya pupuk bersubsidi bagi petani tambak.
Padahal, pupuk sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan sistem budidaya ikan tambak yang notabene dilakoni kebanyakan para warga Kabupaten Lamongan.
Terpisah Kasim, salah petani tambak asal Desa Margoanyat, Kec Glagah mengatakan jika kondisi petani tambak tidak lepas yang namanya pupuk.
” Jika pupuk subsidi dihapus bagaimana nasib petani tambak, jelas hasilnya tidak seperti memakai pupuk. Saat ini saja kondisi petani tambak kondisi sulit karena banjir yang jelas gagal panen. Bagaimana nanti jika musim tanam padi dan waktu tebar benih kedepanya, jika pupuk subsidi tidak ada dan dipaksa memakai pupuk non subsidi, jelas mencekik petani, ‘ kata petani tambak yang cukup senior itu.(rul)