Suksesi Nasional Tulungagung – Sejumlah sekolah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sejak Kamis (9/9). Para siswa secara bergiliran belajar secara luring di dalam kelas dan daring.
Salah satu sekolah yang mulai menggelar PTM terbatas di Kabupaten Tulungagung yakni Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Boyolangu. “Sesuai dengan petunjuk dari Dinas Pendidikan, pembelajaran tatap muka dapat dimulai hari Kamis kemarin” kata Kepala SDN 1 Boyolangu Tejawati S.Pd, Jumat (10/9).
Teja panggilan akrab kepala sekolah mengungkapkan bahwa sebelum PTM terbatas dilakukan, sekolah diharuskan membuat standar operasional prosedur, menjalin kerjasama dengan pihak terkait, dan melengkapi sarana prasarana. Hal itu dilakukan untuk menjamin kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan para siswa saat mengikuti PTM terbatas.
” Untuk tahap pertama ini, kita batasi 50 persen per kelas,” ungkapnya.
Untuk siswa yang tidak mendapatkan jadwal belajar di kelas, lanjut Teja, mereka mengikuti pembelajaran dari rumah melalui 2 alternatif. Alternatif pertama, guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan platform pembelajaran online, dan alternatif kedua pemanfaatan LKPD.
Sebelum PTM terbatas dilakukan, ia juga menyebut bahwa pihak sekolah lebih dulu meminta persetujuan kepada sekitar 391 orang tua siswa. “Alhamdulillah orang tua semua menyambut baik. Karena mungkin ini sudah ditunggu-tunggu,” sebutnya.
“Kita juga sarankan anak diantar jemput ke sekolah. Namun orang tua hanya boleh mengantar dan menjemput sampai pintu gerbang dengan tetap menerapkan disiplin protocol kesehatan.” tambah Teja.
Masih kata kepala sekolah bahwa pembelajaran tatap muka lebih efektif dibanding daring karena bisa langsung berinteraksi dengan siswa. Selain itu, menurutnya, banyak siswa yang belum memahami secara maksimal pelajaran yang diajarkan saat daring.
“Kalau daring, meskipun kegiatan dapat berjalan, namun guru guru saya kurang puas memberikan materi. Kita sebagai guru merasa bertanggung jawab secara moral. Harapannya ini dapat terus berjalan. Kasihan anak-anak kalau harus daring lagi,” tutup Teja.(al/har)