Suksesi Nasional, SURABAYA – Seorang tahanan kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) terpaksa harus menikah dengan gadis pujaanya di kantor Polisi.
Tak main – main, pria bernama Galih (23) warga Rungkut Lor Surabaya, terlibat aksi curanmor sebanyak 40 Tempat Kejadian Perkara (TKP) diwilayah Kota Surabaya.

Sebagai warga negara, meskipun berstatus sebagai tahanan, Galih punyak hak untuk melangsungkan pernikahan dengan gadis pujaannya.
“Sebagai warga negara, kita tetap fasilitasi haknya, termasuk untuk menikah. Ini juga bagian dari kemanusiaan.
Alhamdulillah, diruang mushollah kantor Mapolsek Rungkut Surabaya jadi tempat prosesi akad nikah kedua mempelai ,” kata Kapolsek Rungkut AKP Agus Santoso dalam keterangannya hari ini Jumat (14/02/2025).
Agus menyebut, acara pernikahan dihadiri oleh keluarga kedua mempelai. Baik pihak keluarga Galih maupun keluarga calon istrinya.
Mereka mengajukan permohonan agar pernikahan dapat dilangsungkan meskipun Galih berada didalam tahanan.
“Keluarga sudah sepakat, dan mereka mengajukan permohonan agar pernikahan bisa dilakukan. Kami dari kepolisian memfasilitasi sesuai dengan prosedur yang ada,” ucap Agus.
Suasana haru tampak terlihat saat Galih mengucapkan ijab kabul. Meskipun dalam keterbatasan, momen sakral ini tetap berjalan khidmat.
Kehadiran orang tua serta keluarga dekat menjadi penyemangat bagi kedua mempelai.
Pihak kepolisian tetap mengedepankan sisi kemanusiaan dalam menjalankan tugasnya.
Hak-hak dasar para tahanan, termasuk hak untuk menikah, tetap dihormati selama sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kasus yang menjerat Galih tetap diproses secara hukum. Namun, di tengah proses tersebut, Polisi tetap memberikan ruang bagi tahanan untuk menjalankan kewajibannya sebagai warga negara, termasuk dalam hal pernikahan.
“Ini juga bentuk perhatian kami terhadap aspek sosial. Hukum tetap berjalan, tetapi sisi kemanusiaan juga harus diperhatikan,” jelas Agus.
Momen pernikahan di balik jeruji ini menjadi pengingat bahwa di balik proses hukum, ada sisi lain yang tetap harus diperhatikan yaitu hak asasi manusia.
Kami, Polsek Rungkut Surabaya menunjukkan bahwa kepolisian tidak hanya bertugas menegakkan hukum, tetapi juga memahami kondisi sosial dan kemanusiaan para tahanan.
Semoga langkah ini menjadi contoh bahwa hukum dan kemanusiaan bisa berjalan berdampingan, memberikan harapan bagi mereka yang sedang menjalani proses hukum,” terang Agus.(rus)