Suksesi Nasional, Surabaya – Selama periode penyekatan larangan mudik 6 Mei hingga 17 Mei 2021 di Jawa Timur, tercatat hanya 38 orang pemudik reaktif COVID-19. Rincianya, dari Poskes di Kota Kediri 9 orang, Tuban 7, Ngawi 6, Kab Malang 4 dan Kab Pasuruan 4.
Lalu Lamongan, Ponorogo, Kabupaten Kediri, Gresik, Magetan, Kabupaten Madiun, Sidoarjo, Bondowoso masing-masing 1 orang.
Sementara untuk pos penyekatan di Suramadu nihil reaktif dari hasil rapid antigen.
“Orang Madura itu sakti-sakti yah, nihil reaktif, dan positif” tutur Khofifah dengan nada canda,” ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menerima laporan hasil screening di lokasi Senin (17/5/2021).
Di Jawa Timur, telah diketahui adanya dua orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) terkonfirmasi COVID -19 varian baru yang berbeda asal dari luar negeri. Keduanya, sedang dirawat intensif di Rumah Sakit Lapangan Indrapura di Surabaya
Kedua PMI tersebut, masing-masing berasal dari Kabupaten Jember dan Kabupaten Sampang. Di mana, satu orang PMI dari Jember terjangkit B117 atau strain Inggris, dan satu orang lainnya dari Sampang terdeteksi B1351 atau strain Afrika Selatan.
Berdasarkan data dari RSLI Surabaya per 14 Mei 2021, total 70 PMI dirawat karena terkonfirmasi positif COVID-19. Rinciannya, 40 orang laki-laki dan 30 orang perempuan yang masing-masing asal Negara Malaysia 60 orang, Singapura dan Brunei Darussalam tiga orang, Brunei Darussalam tiga, Belanda dua orang, serta Hong Kong dan Jepang sama-sama satu orang.
Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun, menyiapkan tes usap antigen dan Genose di titik-titik unit pelayanan teknis Dinas Perhubungan sebagai tindak lanjut masa pengetatan pada 18-24 Mei 2021.
“Kami siapkan di terminal – terminal, pelabuhan dan Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang,” ujar Khofifah.
Titik interaksi berkerumun dikhawatirkan terjadi seperti terminal atau pelabuhan sehingga kesiapsiagaan dari seluruh tim harus diperkuat.
Selain disiapkan tes usap antigen maupun Genose, petugas diwajibkan menyemprot disinfektan, tempat cuci tangan hingga cairan pembersih tangan harus selalu tersedia.
“Tidak boleh kendor untuk menjalankan protokol kesehatan. Ini penting untuk tetap menjaga bersama pengendalian COVID-19, khususnya di Jatim,” ujarnya. (rus)