Suksesi Nasional, Lamongan-
Menyongsong era revolusi society 5.0 dengan kecanggihan teknologi informasi yang begitu pesat, Lamongan siapkan sumber daya manusia bermindset digital untuk menghadapi Indonesia emas 2045. Sebagai salah satu institusi pendidikan, Universitas Islam Lamongan (Unisla) mencoba mengambil andil dalam menyiapkan peserta didik berdaya saing khususnya guru madin.
Selasa (19/9), bertempat di gedung pasca sarjana Lt. 3, digelar acara studium general dengan mengambil tema ‘Masa Depan Pendidikan Islam di Era Revolusi Digital Perspektif Manajemen Kelembagaan dan Pendidikan’. Kegiatan ini diharapkan Lamongan mempunyai tenaga pendidik madin yang berkompeten serta responsif terhadap perubahan zaman, terlebih dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Diikuti sebanyak 128 mahasiswa baru, yang terdiri dari 32 mahasiswa baru program magister manejemen, serta 96 mahasiswa baru magister Pendidikan Agama Islam (PAI) yang berasal dari Lamongan, Blora, Bojonegoro, Tuban, dan Mojokerto. Tak hanya menerima mahasiswa melalui program reguler, Unisla juga menerima mahasiswa beasiswa Pemprov Jatim Timur sebanyak 20 mahasiswa pasca sarjana PAI, dan mahasiswa program khusus (mahasiswa penerima beasiswa yayasan). Hal ini menunjukan seluruh stekholder berkontribusi dalam meningkatkan sumber daya manusia.
Selain itu Pemkab Lamongan juga mengeluarkan program Perintis (Program Pendidikan Berkualitas dan Gratis), bagi pelajar SD, SMP, SMA, D3, S1 dan S2 khusus Tahfiz 30 juz sejumlah 7.230 beasiswa, hal ini tentu sebagai upaya Pemkab Lamongan dalam meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia.
“Pendidikan di pondok pesantren khususnya di diniyah kalau tidak kita siapkan di era digital ini akan mengalami ketertinggalan atau terjadi suatu permasalahan dikemudian hari,” kata Rektor Unisla Bambang Eko Muljono
Terlebih, di era society 5.0, terjadi pergeseran besar-besaran dalam dunia pekerjaan. Secara global, era industrialisasi digital telah menghilangkan 1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025, karena bergantinya tenaga manusia dengan mesin. Sehingga Bupati Lamongan Yuhronur Efendi yang berkesempatan menjadi keynote speaker mengajak institusi pendidikan mengajarkan pendidikan berbasis ekonomi kreatif.
“Dunia telah memasuki era V.U.C.A. (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) yang penuh dengan
ketidakpastian. Dengan pengembangan ekonomi kreatif, peluang itulah yang saya rasa perlu ditangkap oleh seluruh stekholder termasuk mahasiswa pasca sarjana Unisla,” tutur Pak Yes
Pada kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan MOU rektor Unisla Bambang Eko Muljono dengan KH. Abdul Ghofur Maimoen selaku Ketua STAI Al-Anwar Rembang yang di dampingi oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, dengan MOU ini diharapkan terbentuknya sebuah kolaborasi insan pendidikan Lamongan dalam mendukung perkembangan peserta didik di pendidikan, penelitian, serta pengabdian masyarakat.(rul)