Suksesi Nasional, Kediri – Dalam rangka memperingati Tahun baru Islam 1 Muharam 1444 Hijriah atau Suroan (istilah Jawa) warga Desa Doko Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri menggelar Bersih desa dengan ritual kirab sesaji dari rumah tokoh desa menuju makam Prabu Anom yang dipercaya sebagai Pepunden Desa, Selasa (02/07/2022)
Tradisi ritual kirab sesaji ini dilaksanakan setiap bulan Muharram tepatnya hari Selasa Kliwon dalam penanggalan hitungan bulan Jawa, ratusan warga membawa beberapa tumpeng yang berisi buah-buahan dari hasil bumi sebagai wujud syukur kepada sang pencipta serta untuk melestarikan tradisi leluhur,ucap Suryono panitia acara kirab.
Suryono mengatakan, acara Bersih Desa yang berada di desa Doko ini memang digelar setiap tahun Muharam bertepatan dengan bulan Suro,diikuti oleh tokoh-tokoh dan para sesepuh melakukan ritual doa-doa di Makam Prabu Anom sekaligus untuk memperingati Hari Jadi Desa Doko yang ke-887.
“Alhamdulillah bersih Desa Doko ini bisa kembali terlaksana setelah dua tahun hanya dilaksanakan secara sederhana karena pandemi COVID-19,” dengan harapan semoga semua warga desa Doko diberikan keselamatan, kemakmuran, ketentraman dan kedamaian,harap Suryono.
Prabu Anom sendiri dipercaya masyarakat merupakan putra mahkota Prabu Sri Aji Joyoboyo yang sangat terkenal dengan ramalannya,namun belum sempat dinobatkan sebagai Raja Prabu Anom sudah meninggal dunia, dan dimakamkan di sebuah desa yang bernama desa Doko.
“Ingkang Utami meniko Gusti Pangeran Prabu Anom, sebelah nipun meniko Ki Ageng Doko, ingkang sisi kilen Ki Ageng Doho (Ini adalah Gusti Pangeran Prabu Anom, sebelahnya adalah Ki Ageng Doko dan sisi barat Ki Ageng Doho),” ujar sesepuh Desa.
Setelah prosesi ritual ziarah selesai,satu persatu secara bergiliran nampak sejumlah orang yang mengikuti kegiatan ritual tersebut berdoa di dalam punden namun tidak sembarang orang atau masyarakat umum diizinkan untuk masuk ketika prosesi ziarah berlangsung.
Dilanjutkan oleh pihak penyelenggara membagikan botol berukuran kecil dikemas berisi minuman badeg (fermentasi tape) kepada masyarakat yang sudah lama menunggu di pinggir punden, konon jika mengkonsumsi minuman tersebut bisa awet muda.
“Saya juga mengambil air kembang buat diminum biar awet muda mas dan Minuman ini juga buat saudara saya yang ada di rumah,” ujar salah satu warga yang setiap tahun mengikuti ritual bersih desa.(sid)