Suksesi Nasional, LAMONGAN – Untuk mewujudkan lembaga pendidikan yang kompeten dan berprestasi serta untuk masa depan siswa, lembaga Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan mencanangkannya dengan program-program yang dinilai sangatlah briliyan.
Dimana salah satunya adalah program pertukaran pelajar antar negara, salah satunya saat ini adalah dengan Filipina dan Jepang.
Sebagaimana hal ini, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Lamongan kedatangan 5 pelajar asal Jepang. Mereka akan belajar berbagai hal. Termasuk budaya dan bahasa. Diketahui pelajar-pelajar asal negeri Samurai tersebut sudah 3 hari yang lalu, dan rencananya hingga beberapa hari kedepan.
Kehadiran 5 pelajar Jepang di MAN Lamongan tersebut merupakan bagian dari program pertukaran pelajar yang terkoneksi dengan 3 negara. Yakni Indonesia, Filipina dan Jepang.
Kelima pelajar yang berasal dari berbagai sekolah di Jepang tersebut yakni, Minato Yokoi (14) dari Shisei Junior High School, Nanako Fujimoto (15) dari Yasuda Girls’ Senior High School, kemudian Miharu Suetsugu (15) dari Kannabenishi Junior High School, Yuzu Kotani (16) dari Kumano High School, dan Rena Ebara (17) dari Hatsukaichi High School.
Kepala Sekolah MAN 1 Lamongan, Nur Endah Mahmudah mengungkapkan bahwa lima pelajar Jepang tersebut akan mengikuti proses pembelajaran selama 7 hari.
“Yang dipelajari 3 hal, yaitu budaya, bahasa dan agama. Kami memperkenalkan bahwa agama Islam adalah Rahmatan Lil Alamin. Agama yang ramah, agama yang penuh toleransi.
Tidak hanya belajar mengenai budaya, bahasa dan agama di Indonesia, pelajar dari Jepang tersebut juga membagikan pengetahuan bagaimana budaya dan bahasa negara asalnya, kepada para siswa-siswi MAN Lamongan.
Mereka ikut pembelajaran di sini, mereka juga punya visi dan misi. Yakni mengenalkan budayanya, mengajarkan budaya dan materi yang dia terima di sana,” kata wanita yang juga mantan Kepala MTsN 2 Glagah, Lamongan itu
Nur Endah menambahkan, program sister school tersebut sejalan dengan slogan yang diusung MAN 1 Lamongan, yakni multitalenta dan siap mendunia.
“Slogan itu selaras dengan kementerian agama. Harapan kami, anak-anak ke depan itu memang mampu bersiang di dunia internasional,” tambahnya.
Lebih jauh Nur Endah mengatakan jika, dampak dari program pertukaran pelajar tersebut begitu luar biasa.
” Selain bisa mempelajari budaya negara lain, kata Nur Endah, anak didiknya juga menjadi lebih berani berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing.
Dampaknya luar biasa kepada anak-anak, pertama keberanian anak-anak untuk menggunakan bahasa asingnya. Jadi dalam berbahasa asing itu kuncinya adalah keberanian.
Karena biasanya malu untuk mengucapkan, takut salah. Nah dengan adanya pertukaran pelajar ini. Anak-anak sudah nggak merasa malu, karena punya keinginan bagaimana berbicara dengan pelajar asing,” tandasnya.
“Setelah menerima kunjungan pelajar asal Jepang, selanjutnya giiran pelajar dari MAN 1 Lamongan yang akan mencicipi proses pembelajaran serta budaya di Negeri Sakura. Dimana tahun kemarin sudah ada siswa kami yang ke Jepang. Insya Allah bulan Desember akan ada lagi siswa kami yang akan dikirim ke Jepang,” pungkas Kepala Sekolah MAN 1 Lamongan, pada awak media.
Sementara itu, Guru pendamping pelajar Jepang Yuha Takahashi, merasa tersanjung dengan jalanya program pertukaran pelajar kali ini. Menurutnya Indonesia, khususnya Lamongan, memiliki banyak hal untuk dieksplor mulai budaya hingga keramahannya.
“Kami datang 3 hari yang lalu dan kami merasa dihargai. Kami mengapresiasi sambutan dari guru dan para murid. Hari ini ada kejutan yang luar biasa dan sambutan kepada kami, saya terharu dan terkejut dengan sambutan mereka,” kata Yuha.
Yuha juga menilai bahwa proses pembelajaran di Indonesia cukup bagus. Dia yakin anak didiknya akan mendapat banyak hal yang akan dibagikan kepada oelajar lain di Jepang.
“Sekolah atau sistem pendidikan di sini teratur. Siswa terbuka, sistemnya berjalan dengan bagus. Terlepas dari proses pembelajaran di MAN Lamongan, ya,.lingkungan di Lamongan begitu menyenangkan, salah satunya karena masyarakatnya sangat ramah,” akun YuhanTakahashi.
Selain itu Yuha Takahashi juga mengaku telah mencicipi salah satu makanan khas, yang juga menjadi ikon Kabupaten Lamongan, yakni soto.
“Semuanya menyenangkan, orangnya makanannya.
Soto Lamongan saya sudah coba, rasanya enak. Satu hal yang membuat saya kurang nyaman adalah cuacanya yang panas,” pungkasnya.(rul)