Suksesi Lamongan, Lamongan-
Sepekan curah hujan yang lebat beberapa kawasan wilayah Lamongan, berakibat fatal. Pasalnya hujan deras diawal musim kali ini berdampak pada perekonomian, utamanya masyarakat kecil. Sebagaimana diketahui hujan lebat yang melanda di kawasan Lamongan diantaranya Tikung, Sarirejo, Sambeng, Ngimbang, Sukorame, Bluluk, Modo dan Mantup beberapa hari yang lalu, menjadikan bencana banjir bandang. Akibatnya puluhan hektar lahan pertanian tersapu oleh banjir bandang, sekaligus merusak fasilitas sarana dan prasarana umum.
Selain itu, saat ini luapan banjir bandang, mulai merambah ke wilayah Lamongan bagian utaranya. Tak ayal banjir yang datangnya mendadak tersebut menghanyutkan area pertanian, meliputi beberapa wilyah diantaranya, Kec Deket, Glagah, Kalitengah, kota, dan Kec Karangbinangun. Banjir yang datangnya dini tersebut membuat petani merugi utamanya petani padi yang hanya menunggu hitungan hari siap panen. Luberan banjir kali ini sudah meramba di kawasan bengawan jero, akibatnya petani ada juga yang terpaksa panen padi secara paksa.
Salah satu kawasan banjir akibat luberan air bengawan jero adalah di desa Ketapangtelu, Kec Karangbinangun, Kab Lamongan, hektaran lahan pertanian terendam banjir. Saat ini dikawasan tersebut nampak petani terpaksa memanen padi secara paksa. Hal itu dilakukan karena petani takut gagal panen total akibat banjir, bahkan ada juga padi masih hijau terpaksa dipanaen, karena takut membusuk. Meski panen dirasakan, namun petani merasa rugi ratusan juta rupiah, dan tak sepadan dengan biaya modalnya.
Menurut H.Rubai Hamid mengatakan jika saat ini petani mengeluh dan merugi besar akibat banjir luberan dari wilayah selatan.
” Petani rugi besar mas, bagaimana tidak pupuk sulit, solar dan semua kebutuhan naik. Tapi disaat panen digadang-gadang akhirnya terpaksa panen paksa, dan tak sepadan dengan modal dan tenaga. Banjir datang cepat sekali, dan baru tahun ini banjir datang lebih awal. Dimana banjir kali ini bengawan jero tak mampu menampung luberan dari luberan banjir yang terjadi diwilyah selatan, ” kata Ruba”, Selasa (25/10/2022)
Rubai menilai jika penanganan dan antisipasi terkait banjir oleh pemerintah masih kurang.
” Bagaimana tidak terkait pengerukan waduk dan lain-lain, katanya kewenangan pemerintah pusat propinsi, dan pemerintah daerah, kok saling melempar, kita jadi bingung juga. Kok mutar saja jadi bingung juga, ” tambah petani yang sudah lama merasakan dampak banjir dikawasanya itu.
” Saya berharap pemerintah pusat, propinsi, maupun pemerintah daerah serius mengantisipasi, menangani terkait banjir. Kemarin 6 bulan terendam banjir, sekarang banjir datang lebih awal lagi, bisa-bisa lebih parah lagi banjirnya, intinya antisipasinya masih kurang pas. Bisa dibayangkan akibat penanganan banjir yang kurang tepat dan pas akan sangat berdampak pada perekonomian, utamanya sektor pertanian, ” pungkasnya, disela-sela memanen padinya yang terendam.
Terpisah Dian Sukmana mengaku turut prihatin akan banjir yang mulai melanda saat ini.
” Memang banjir kali ini datang lebih awal dan lebih cepat. Selain kiriman dari wilayah selatan, saat ini juga curah hujan tinggi di seluruh wilayah Lamongan, dan mengalirnya ke dataran lebih rendah kawasan bengawan jero, termasuk wilayah Kec Karangbinangun, “kata Camat Karangbinangun.
” Saat pemerintah sudah bergerak dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Semua usaha mengendalikan air di Bengawan jero sudah jalan. Diantaranya upayanya adalah buka tutuo Dam pembuangan Wangen, dan dam Tambakombo, serta pompa air kuro sudah difungsikan, tujuanya untuk mengurangi resiko meningkatnya air di Bengawan Jero. Selain itu kerja baik bakti pembuangan encenggondok, untuk memperlancar pembuangan air, ke dam pembuangan. Di daerah hulu pengaturan Dam – Dam juga dioptimalkan untuk menahan dan mengendalikan air supaya tidak langsung mengarah semua ke Bengawan Jero. Mengingat prediksi curah hujan antisipasi pengamanan di lahan pertanian masing-masing, ” pungkasnya.
Hingga saat ini kerugian akibat banjir secara detail belum bisa disebutkan dengan pasti, pasalnya pihak terkait belum memberikan komentar dan data yang lengkap.(rul)