Suksesi Nasional, Lamongan-
Beberapa bulan masyarakat Lamongan dihadapkan dengan kondisi lingkungan yang banjir. Praktis saja kondisi banjir luapan bengawan jero berdampak aktifitas warga dan area pertanian, bahkan fasiltas umum (fasum) banyak yang rusak. Sejatinya masyarakat Lamongan sudah jenuh dengan kondisi wilayah yang tergenang air, dan berharap cepat surut. Berbagai upaya di lakukan Pemkab Lamongan dalam mengantisipadi dan mengatasi banjir tahunan itu.
Saat ini masyarakat Lamongan sudah sedikit lega, pasalnya sudah 4 hari kondisi air surut. Namun surutnya air perlu diantisipasi oleh masyarakat, meskipun surut masih meninggalkan dampak yang harus diwaspadai oleh pengguna jalan. Sebagaimana banjir yang sempat menggenang jalan antar kecamatan di Desa Soko, Kecamatan Glagah berangsur surut. Surutnya banjir menyebabkan jalan menjadi licin dan banyak pengguna jalan yang terjatuh.
Salah satu ruas jalan yang terendam banjir akibat luapan Bengawan Njero ini adalah ruas jalan Soko, Kecamatan Glagah. Jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Glagah dengan Kecamatan Karangbinangun itu terendam banjir selama hampir 2 bulan dengan panjang jalan terendam hampir 5 km. “Sudah mulai surut 3 hari ini,” kata salah seorang warga Kecamatan Glagah, Mudzakir kepada wartawan, Senin (28/2/2022).
Lamanya banjir, Mudzakir, membuat jalan menjadi licin karena lumut dan lumpur. Seiring surutnya banjir ini, lanjut Khoirul, jalan beraspal yang bekas banjir menjadi licin dan mengakibatkan banyak pengendara motor yang terjatuh, dalam sehari bisa lebih 3 motor yang terjatuh karena licinnya jalan. “Iya mas, banyak yang jatuh karena jalannya licin berlumut, bisa lebih 3 pengendara motor yang terjatuh,” tambah Mudzakir.
Agar tidak terjatuh, warga yang sudah tahu kondisi jalan yang licin memacu kendaraannya secara perlahan agar tidak terjatuh. Hanya saja, warga atau pengendara yang tidak tahu kondisi pun banyak yang terjatuh karena tidak tahu kondisi jalan yang licin. “Saya berharap agar ada pembersihan jalan yang bekas terendam banjir ini agar tidak ada pengendara yang terjatuh,” jelasnya.
” Saya berharap di lokasi jalan rusak atau jalan licin di pasang papan peringatan, agar pengguna jalan lebih berhati-hati. Lihat saja bekas goresan dijalan, akibat pengguna jalan yang terjatuh, ” pungkas pria yang juga Kasun Bunder itu.
Seperti diketahui, Banjir akibat luapan Bengawan Njero Lamongan menggenang di sedikit 5 kecamatan di Lamongan. Selain merendam ratusan hektare tambak, banjir juga menggenangi sejumlah jalan antar kecamatan yang ada di Lamongan. Banjir yang sempat menggenang ruas jalan Desa Soko, Kecamatan Glagah ini ketinggian air banjir yang merendam jalan ini bahkan sempat setinggi lebih kurang selutut orang dewasa dan ada juga yang hampir mencapai setinggi ban mobil. “Banjir sempat membuat sensor dinamo mobil sampai berwarna merah karena terendam banjir, tak jarang banyak sepeda motor juga mogok saat nekat menerobos banjir,” kata salah seorang pengguna jalan Sholeh ketika banjir menggenang beberapa waktu lalu.
Sholeh juga mengaku terpaksa menerobos banjir untuk pergi pulang kerja dari Lamongan. Pakai motor atau mobil, sebut Sholeh, sama-sama beresiko untuk terjebak mogok di tengah genangan. Untuk bisa terhindar dari banjir, lanjut Sholeh, ia harus memutar lebih jauh yaitu harus memutar lewat Manyar, Gresik. “Nek wis rendeng alamat mas, kendaraan iki rusak kabeh. Awan sore lewat sini, wis ga ada jalan lagi,” jelas Sholeh.
Untuk diketahui, Banjir Bengawan Njero saat ini masih terjadi setidaknya di 28 desa di 5 kecamatan di Lamongan. Ke 5 kecamatan tersebut diantaranya adalah Turi, Kalitengah, Glagah, Deket dan Karangbinangun. Bengawan Njero merupakan wilayah yang berbentuk mangkuk dengan dasar yang bergelombang dengan elevasi -0,70 m di sebagian wilayah bahkan sampai -1,20 m.
Air dari perbukitan selatan dan area sebelah barat melalui sungai Moropelang, Gondang, Kruwul, Plalangan dan Dapur berkumpul di Bengawan Njero. Bengawan Njero merupakan daerah yang sering tergenang dan banjir pada saat musim penghujan.(rul)