Suksesi Nasional, Sidoarjo – Program ekonomi kerakyatan dan pengentasan masalah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di tengah pandemi covid-19 menjadi fokus Calon Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo nomor urut 3, Kelana Aprilianto (Mas Kelana) dan Dwi Astutik (Bunda Astutik) untuk menata Kabupaten Sidoarjo lebih baik.
Untuk mengetahui pemetaan produk dan masalah UMKM di Kabupaten Sidoarjo, calon Wakil Bupati Sidoarjo yang diusung koalisi PDIP-PAN itu terus turun ke lapangan berdialog langsung dengan para pelaku UMKM.
Menurut Bunda Astutik, pemetaan produk dan masalah UMKM di Sidoarjo menjadi hal yang mendasar untuk mengetahui problem para pelaku UMKM di tengah pandemi covid-19 saat ini.
“Sebetulnya masalahnya, kalau kami berbincang dengan pelaku UMKM mereka mengeluhkan produknya masih belum terbackup secara baik. Itu nanti perlu dibenahi,” ucapnya ketika berkunjung ke UMKM Tas di Kecamatan Tanggulangin, Minggu (25/10/2020).
Selian itu, pelaku UMKM juga mengeluh tidak terbantu dalam pemasaran, terlebih kondisi di tengah pandemi saat ini omsetnya turun drastis.
Tadi disampaikan penurunan usahanya mencapai 80-90 persen. Bahkan, awalnya yang memiliki 12 tenaga kerja, kondisi pandemi ini hanya tinggal 2 orang saja, itupun anaknya sendiri. Merek bilang kondisi saat ini cukup untuk makan saja,” ungkapnya.
Bunda Astutik menyatakan, keluhan langsung yang didengar tersebut akan dibantu kedepannya dengan sebuah sistem marketing yang diihtiyarkan, baik dalam tingkat Kabupaten, Jawa Timur, Indonesia bahkan hingga importir untuk produk unggulan Kabupaten Sidoarjo.
Selain itu, kondisi pandemi covid-19 membuat daya beli masyarakat rendah. Hal itu, menurut Bunda Astutik, sebuah tantangan yang harus diawali dengan sebuah strategi dan sistem yang dikuatkan daya belinya melaui pemerintah lewat dinas.
“Kita akan membantu lewat itu. Kita beli produk lokal, ngapain produk luar negeri kalau produk dalam negeri ada,” jelasnya.
Bukan hanya itu, penguatan daya beli produk lokal itu juga bisa lewat kedinasan ketika ada hajatan pemerintah harus menggunakan produk milik sendiri.
“Bisa (produk) antar lingkungan, antar kecamatan dan kabupaten. Jadi gak usah beli dari luar negeri dulu. Ini harus kita kuatkan untuk membangun Kabupaten Sidoarjo,” pungkasnya. (**)