Suksesi Nasional, Tulungagung-
Goa Tan Tiek Shioe Sian adalah sebuah bangunan menyerupai goa, terletak di Desa Sumberagung Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Goa inipun bisa ditemukan di Google Map.
Goa buatan ini dibangun di awal abad 20, tepatnya pada tahun 1902. Pada Gapura Goa terdapat tulisan dalam bahasa Belanda “Ondernaming Soemberagoeng Affdelling Toeloengagoeng”. Dari pengamatan sekilas, bangunan yang dikelilingi pohon-pohon besar serta jauh dari keramaian ini merupakan tempat ideal untuk bermeditasi, menyepi (menyendiri).
Menurut cerita, tempat ini merupakan peristirahatan seorang Tabib yang sekaligus sastrawan bernama Tan Tiek Shioe keturunan Tionghoa.
Seperti diceritakan oleh Sumirin (60) warga setempat yang sekaligus penjaga bangunan ini. Ia menuturkan, Tan Tiek Shioe adalah seorang keturunan Tionghoa. Menurut cerita turun temurun dari kakek Sumirin. Tan Tiek Shioe berasal dari Surabaya, waktu itu beliau (Tan Tiek Shioe-red) diajak oleh majikannya pergi ke suatu tempat untuk mencari minyak. Maka sampailah Tan Tiek Shioe dan majikannya disini.
“Waktu itu daerah ini masih berupa hutan liar. Dengan dibantu seorang gembala sapi, beliau mengumpulkan batu untuk membangun tempat ini”, terangnya.
Masih menurut Sumirin, disamping dikenal sebagai seorang Tabib, Tan Tiek Shioe juga diakui memiliki kemampuan di luar nalar manusia. Diceritakan di kala itu hendak membayar kuli yang membantunya, Tan Tiek Shioe hanya mengambil daun pohon Jenar yang kemudian dengan kemampuannya dirubah menjadi uang. Bahkan ketika hendak memberi makan kuli-kuli, Tan Tiek Shioe mengambil luluh (campuran pasir dan semen) yang dirubahnya menjadi nasi. Namun begitu sang Tabib itupun meninggal di usia 40 tahun. Dikremasi di Malaka dan sebagian abunya dibawa ke Jawa.
Cerita itupun dibenarkan oleh Budi, seorang pengusaha asal Semarang. Budi yang mengaku cucu dari Tan Tiek Shioe ini rela memberikan segenap perhatian dan tenaganya untuk merawat sekaligus merenovasi Goa tempat petilasan nenek moyangnya tersebut.
Pada Kamis (15/10/2020) kemarin, dengan dibantu warga sekitar, Budi mengadakan selamatan atas selesainya renovasi beberapa bagian bangunan serta rampungnya pengecatan. Hadir dalam acara selamatan tersebut Kepala Desa Sumberagung Judianan Junjung Nugroho, karang taruna, beberapa tokoh spiritual serta warga sekitar dan juga pengunjung dari luar kota.
Budi menginginkan agar Goa Tan Tiek Shioe tersebut menjadi Cagar Budaya yang patut dipelihara dan dijaga. Dapat menjadi bagian dari kearifan lokal budaya desa setempat. Ia bahkan mempersilahkan bagian bangunan Goa tersebut untuk dijadikan kegiatan kesenian.
“Saya berharap tempat ini bisa dimanfaatkan juga untuk pengembangan wisata. Sebenarnya sudah banyak pengunjung dari berbagai kota di Indonesia yang datang kesini. Para pengunjung yang datang biasanya hanya ingin menikmati suasana damai atau ingin menyendiri jauh dari keramaian”, papar Budi yang mengaku mampu berkomunikasi dengan arwah leluhurnya.
Budi pun berkeinginan selain menjadi Cagar Budaya, Goa Tan Tiek Shioe ini juga bisa dijadikan wisata religi. Selain itu ia juga berharap adanya campur tangan dari Pemerintah Daerah Tulungagung untuk turut mengembangkan wisata di sekitar lokasi sehingga bisa menjadi alternatif tujuan wisata.
Sementara itu, seorang pengunjung dari Kota Blitar bernama Liang Gie (59) merasa senang dengan selesainya renovasi Goa Tan Tiek Shioe ini. Dirinya juga mengaku cukup sering berkunjung ke tempat tersebut hanya sekedar ingin menikmati suasana sepi dan damai.
“Dulu cukup sering saya main kesini. Sekarang hanya sesekali. Suasananya enak, sejuk dan damai. Cocok untuk melepaskan sejenak dari rutinitas, jauh dari keramaian”, pungkas Liang Gie. (ek)