Suksesi Nasional, Lamongan-Memasuki usia ke 77, Persatuan Guru Republik Indonesia di Lamongan harus memantapkan profesionalitasnya sebagai pahlawan tanpa tanja jasa dalam menghadapi dan beradaptasi dengan era digital. Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menuturkan bahwa integritas seorang guru sebagai sumber daya manusia yang memberikan bekal pendidikan kepada generasi bangsa harus unggul dan berdaya saing.
“Pada HUT PGRI 77 yang jatuh pada 25 November esok yang juga bertepatan dengan Hari Guru Nasional 2022 harus kita cetak profesionalitas dan memantapkan integritas seorang guru saat menghadapi kemajuan era digital yang juga merambah dunia pendidikan,” tutur Bupati yang akrab disapa Pak Yes pada kegiatan Seminar Pendidikan Nasional dalam rangka HUT PGRI ke 77, Senin (21/11) di Aula Gadjah Mada Pemkab Lt.7.
Konsen pendidikan di tengah era kemajuan digital dijadikan sebagai cakrawala baru sehingga akan melahirkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing. Karena dengan SDM unggul dan berdaya saing diyakini dapat menaklukkan apa yang dicita-citakan daerah.
“Lamongan benar-benar menyiapkan masa depannya dengan mencetak SDM unggul dan berdaya siang, itu sesuai dengan misi kedua kami. Jika kita memiliki SDM yang unggul pasti akan mudah memecahkan masalah, menemukan solusi, melahirkan ide baru sehingga mencapai apa yang kita cita-citakan,” kata Pak Yes dihadapan 446 peserta yang berasal dari guru PAUD, SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dosen Universitas di Kabupaten Lamongan.
Pak Yes menerangkan bahwa SDM unggul diperoleh dari kemajuan sektor pendidikan dan kesehatan. Lamongan menghadirkan program prioritas dibidang pendidikan yakni pendidikan berkualitas dan gratis (Perintis) yang memberikan beasiswa pendidikan kepada 7230 di tingkat sekolah, tingkat sarjana, hingga tingkat magister.
PGRI Lamongan membentuk kelas digital disetiap Kecamatan yangmana akan diisi sharing hearing implementasi sistem digital untuk pembelajaran, selain itu PGRI Lamongan juga mengelola kanal Youtube berisikan video-video metode pembelajaran yang dapat mudah diakses semua kalangan.
Seminar Nasional yang mengambil tema “Merdeka Belajar Dalam Mewujudkan SDM Kompetitif di Era Digital” tersebut menghadirkan narasumber yakni seorang Guru Besar dari Universitas Brawijaya Malang Qomaritus Sholikhah. Profesor berdarah Lamongan itu memberikan tips tentang posisi yang harus diambil guru ditengah canggihnya teknologi dikalangan siswanya. Dimana guru harus menjadi fasilitator dengan managenement by lovenya.
“Kita sebagai seorang guru harus fleksibel, murid kita itu hidup dizaman serba canggih. Mereka mampu melakukan dan belajar apapun dari teknologi. Guru harus jadi fasilitator ditengahnya, yangmana harus seimbang antara memupuk akademik dan attitude siswa kita,” tutur Qomariyatus.(rul)