Suksesi Nasional, TULUNGAGUNG –Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik gelar kegiatan Sosialisasi Pendidikan Politik Bagi masyarakat.
kegiatan Sosialisasi digelar di Crown Victoria Hotel dengan mengambil tema Membangun Etika dan Budaya Politik Dalam Rangka Peningkatan Demokrasi di Kabupaten Tulungagung Tahun 2024, Rabu (24/7).
Kegiatan sosialisasi ini dibuka langsung oleh Plt Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Tulungagung Agus Prijantoto Utomo, SE.
Kegiatan yang dihadiri 200 peserta yang terdiri dari Tokoh dan warga masyarakat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan sosialisasi ini.
Sedangkan kegiatan diselenggarakan dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pesta demokrasi pilkada serentak yang akan digelar tahun 2024.
Kegiatan sosialisasi yang mengusung tema “Membangun Etika dan Budaya Politik Dalam Rangka Peningkatan Demokrasi di Kabupaten Tulungagung Tahun 2024” menghadirkan narasumber dari Komisi A DPRD Tulungagung Riska Wahyu Nurfitasari,Spd.
Plt Bakesbangpol Tulungagung Agus Prijantoto Utomo dalam arahannya mengatakan, sebagaimana Permendagri No. 36 tahun 2010 tentang Pedoman Fasilitasi Penyelenggaraan Pendidikan Politik, pendidikan politik berperan penting untuk meningkatkan kesadaran dan kewajiban masyarakat dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Sehingga, diharapkan, melalui kegiatan ini bisa meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada pesta demokrasi Pilkada serentak yang akan digelar tahun 2024. Disamping itu, untuk menguatkan karakter dan kemandirian bagi masyarakat pemilih dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
Agus menjelaskan, Indonesia yang menganut sistem demokrasi, dari rakyat untuk rakyat, memiliki agenda politik setiap 5 tahun sekali yakni Pemilu dan Pilkada, dimana Pemilu dan Pilkada merupakan sarana kedaulatan rakyat dalam menyalurkan hak politiknya.
Di samping itu, Pemilu juga merupakan sarana bagi pemimpin untuk memperoleh legitimasi dari masyarakat dan sarana melakukan proses pergantian kepemimpin secara konstitusional.
“Tahun 2024 kita melaksanakan dua agenda pesta demokrasi, yakni pemilihan DPD, DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten serta Pemilihan Presiden, tentunya setelah itu pemilihan gubernur dan bupati,” kata Agus dihadapan ratusan peserta.
Karena itu imbuhnya, pemilih sangat berpengaruh proses pemilihan pemimpin.
“Jadi partisipasi pemilih sangat menentukan dalam proses pemilihan pemimpin. Karena masyarakat memiliki andil penting dimana kedaulatan rakyat dimanifestasikan dalam partisipasi masyarakat. Masa depan demokrasi Indonesia ada di tangan pemilihan,” ujarnya.
Pria ramah ini berharap, yakni melalui sosialisasi pendidikan politik ini bisa menjadi media untuk memberikan pemahaman akan hak dan kewajiban dalam proses pembangunan serta memberikan pandangan mendalam terhadap ideologi bangsa.
“Terimakasih kepada narasumber dan masyarakat yang telah bersedia hadir. Mudah-mudahan melalui sosialisasi pendidikan politik ini bisa memberi pengaruh signifikan terhadap partisipasi masyarakat agar kualitas demokrasi semakin meningkat,” pungkasnya.
Riska Wahyu Nurfitasari Anggota DPRD Tulungagung Komisi A selaku narasumber mengatakan Masyarakat berperan sebagai pengontrol terhadap jalannya politik.
Karena, sebuah proses transformasi, makna keterlibatan partisipasi merupakan bagian dari penataan struktur serta berkelanjutan kehidupan berdemokrasi dalam bernegara.
Dan, berdasarkan hal tersebut, terkait pendidikan politik bagi Masyarakat sangat perlu ditanamkan agar roda demokrasi dapat berkelanjutan dalam melakukan para pemimpin bangsa Indonesia, dan khususnya daerah.
Riska menambahkan Pendidikan politik bagi generasi muda ini berfungsi untuk memberikan pengetahuan, isi dan terhadap proses penghayatan nilai-nilai yang berlangsung.
“Artinya, pendidikan politik perlu dilaksanakan secara berkesinambungan, agar masyarakat dapat terus meningkatkan terhadap dunia politik yang selalu mengalami perkembangan,” ujar Riska seraya mengatakan pembelajaran di bidang politik ini sangat penting mengingat masalah-masalah bidang politik sangat kompleks dan dinamis.
Masih kata Riska, supaya masyarakat dapat menjadi pemilih yang rasional, khususnya masyarakat, maka pihaknya mengajarkan pada pemilih agar suaranya tak disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggungjawab.
“Jadi kita ajarkan tentang mereka, bagaimana supaya jangan sampai ada orang lain yang menyalahgunakan suara para pemilih “Kita disini bukan bicara soal kualitas tetapi bicara kuantitas,” bebernya.
Sementara itu, tujuan dari kegiatan ini sendiri diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan politik kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kewajiban dalam kehidupan bernegara dan berbangsa serta upaya meningkatkan partisipasi politik, pungkasnya (als/har)