Armada Pangkalan PLP Selamatkan 8 Orang ABK
Suksesi Nasional.Com Surabaya– Insiden kecelakaan kapal kembali terjadi, kali ini dialami oleh Kapal Layar Motor (KLM) Bahtera Salbach yang tenggelam setelah tabrakan dengan KMTC Jabel Ali. Kecelakaan terjadi Selasa dini hari diperkirakan sekitar pukul 02.00 wib (15/12/2020) di bouy 5 dan 7 perairan Gresik.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Dithubla) Kemenhub melalui armada Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Perak bersama Kantor Syahbandar Utama (KSU) Tanjung Perak segera bergerak melakukan pencarian dan pertolongan para korban akibat tenggelamnya KLM Bahtera Salbach dengan menyisir perairan Surabaya – Gresik.
Komandan Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Perak Mulyadi SH MH mengatakan dalam kondisi apapun dan situasi cuaca bagaimanapun armada Pangkalan harus selalu siap untuk tugas pengamanan dan penyelamatan di laut. Terlebih lagi saat cuaca sedang ekstrim seperti saat ini, jajaran Pangkalan PLP harus tetap terjaga, siap dan siaga setiap saat.
“Tenggelamnya Kapal KLM Bahtera Salbach terjadi karena bertabrakan dengan kapal Kontainer KMTC Jabel Ali di sekitar ambang luar antara bouy 5 dan 7. Dan akibatnya Kapal KLM Bahtera Salbach mengalami kebocoran dan akhirnya tenggelam pada posisi koordinat 06°,52,042 S / 112°,44,751 E (di luar alur masuk APBS),” jelas Mulyadi.
Selanjutnya Mulyadi menguraikan setelah menerima informasi adanya insiden kecelakaan kapal di wilayah tugasnya, pihaknya segera menurunkan timnya dengan Kapal Patroli KN.P 371 yang merupakan kapal negara yang dimiliki Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Perak dan segera bergerak menuju lokasi kejadian lakalaut tersebut.
“Crew Kapal KLM Bahtera Salbach yang berjumlah 8 (delapan) orang, semua berhasil diselamatkan dan 1 (satu) orang ABK Kapal yang mengalami sakit, segera langsung dibawa ke rumah sakit di Gresik,” urai Mulyadi.
Lebih spesial Mulyadi berharap kepada semua Pelayaran agar mematuhi semua ketentuan pelayaran dengan melengkapi berbagai perlengkapan keselamatan serta peralatan komunikasi yang benar-benar memenuhi persyaratan dalam pelayaran serta lebih berhati-hati saat berlayar pada cuaca ekstrim seperti saat ini.
“Saya juga menghimbau untuk kapal yang melintas di lokasi sekitar tempat insuden tenggelamnya Kapal KLM Bahtera Salbach diharapkan tetap waspada dan berhati-hati terhadap kerangka kapal tersebut hanyut sampai proses evakuasi selesai dilakukan,” harap Mulyadi
Tindakan lanjut Nakhoda dan Mualim 1 serta KKM Kapal KMTC Bahtera Jabel Ali telah dibawa dengan menggunakan Kapal KN.P 371 untuk diminta keterangan lebih lanjut di Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak.
Dari hasil penelusuran dan pengamatan media bahwa selama ini, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dithubla Kemenhub yang menjadi “ujung tombak” dan Garda terdepan sebagai tim SAR/peyelamatan dalam berbagai insiden kecelakaan di laut serta pengaman lokasi pasca insiden.
Ketua INSA (Indonesian National Shipowners Association) Surabaya, Stenvens Handry Lesawengen menanggapi kerapnya terjadi insiden kecelakaan kapal di Alur Perairan Barat Surabaya (APBS) menduga karena perairan tersebut juga masih dilintasi oleh kapal kecil dan perahu nelayan.
“Seharusnya APBS bebas dari kapal kecil dan perahu karena yang sering terjadi di alur ini adalah tabrakan antara kapal besar dengan kapal atau perahu nelayan. Kita juga berharap ada kapal patroli siaga yang menjaga alur yang merupakan lintasan rutin kapal-kapal niaga”, harapnya.
Stenvens juga berharap kepada Pemerintah dalam hal ini Kemenhub, agar memberi fasilitas terbaik dan anggaran yang memadai kepada UPT Dithubla yang menjadi Ujung Tombak sebagai tim penyelamatan dan pengamanan jika terjadi insiden di laut dalam hal ini adalah Arnada Pangkalan PLP.
“Kita sangat mengharapkan adanya perhatian khusus dari pemerintah untuk lebih memperhatikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh tim armada Pangkalan PLP yang kita ketahui selalu menjadi garda terdepan penyelamatan saat terjadi insiden kecelakaan di laut dan itu harus” tandasnya (dungs)