MADIUN–TabloidSuksesinasional.Com–Pemerintah Kabupaten Madiun (Pemkab) melalui Dinas kantor Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP2KB P3A), melaksanakan kegiatan advokasi kebijakan pemerintah daerah.
Kegiatan itu untuk mewujudkan keberhasilan program pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana bersama kepala Desa dan Kepala Kelurahan Se- Kabupaten Madiun Selasa (12/11/2019)
Menurut Ir Edy Bintardjo, selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA) Kabupaten Madiun. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi.
Dia mengatakan, ingin mengembalikan kejayaan Kabupaten Madiun pada era tahun 65 hingga tahun 70 lalu.
Pada saat itu Kabupaten Madiun menduduki peringkat ke -20 tingkat Nasional tentang masalah pembangunan serta Sumber Daya Manusia (SDM).
Hal ini dibuktikan banyaknya pejabat di Ibukota Jakarta yang berasal dari kabupaten Madiun. Keberhasilan Kabupaten Madiun menempati rangking 167 pada tahun 2000 lalu.
Menurut Edy Bintardjo, suatu hal yang perlu kita pikirkan bersama. Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi generasi tua sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN)
Kita tujukkan, bahwa kita bisa mengantar anak anak generasi muda Kabupaten Madiun menjadi pejabat di pusat sana,” ujarnya.
Hal tersebutlah pada akhirnya diperlukan strategi untuk membangun generasi emas yang akan datang. Edy menambahkan, untuk membangun masyarakat butuh waktu lama hingga 20 sampai 30 tahun ke depan,”ujarnya.
Kalau seorang aparatur pemerintah, Bupati, Gubernur bahkan seorang Presiden itu memang cepat terlihat keberhasilannya.Tapi kalau untuk membangun fisik jalan untuk menjadi jalan tol membutuhkan waktu lama.
Padahal dengan pertumbuhan penduduk yang sepperti ini, kata Edi, kita punya suatu kelompok masyarakat namanya Bonus Demografi. Dimana anak anak kita untuk 10 tahun ke depan akan menjadi tenaga kerja yang handal,”imbuhnya.
Dalam waktu 10 hingga15 tahun lagi mereka dapat menjadi orang pandai inssalloh, dan negara kita akan menjadi Negara maju” tambahnya.
Dia menyebutkan, kalau kita hanya sekedar membina hidup masalah masalah stunting didiamkan , tidak terkontrol perilaku perilaku anak anak.
Saya tidak tahu apakah nanti Indonesia 15 tahun lagi akan menjadi pasarnya orang orang luar. Saat kita hanya dapat membeli produk dan tidak memproduksi, itulah yang kita takutkan,” tandasnya.(sur/bin/adv)