Suksesi Nasional, Nganjuk- Bertempat di Balai desa Gejagan Kecamatan Loceret, Nganjuk acara sosialisasi menghadapi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan berkuku belah.
Acara ini dihadiri BPP Loceret, Drh dari Disperta Nganjuk, Babinsa dan Babinkamtibmas dan anggota kelompok taniternak Gejagan Kamis (9/6/2022).
Kepala BPP Loceret, Samsul menyampaikan menghadapi situasi ini BPP mendirikan Posko KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi). Dengan KIE masalah pmk harapannya bisa terkendali dan segera teratasi, jelas Samsul.
Dalam sosialisasi PMK oleh Drh Ari Yudha dari Disperta Nganjuk menjelaskan bahwa peternak harus mewaspadai gejala pmk seperti suhu badan hewan naik, mulut timbul semacam sariawan/ benjolan. Ternak tidak mau makan, kuku terluka.
Tidak semua gejala tampak. Tapi bila nampak salah satu gejalanya, petani harus segera tanggap, memanggil petugas untuk memeriksa. Karena pmk ini dalam 5 hari akan menulari sekitarnya.
Jika didapati suspeck PMK, segera periksa juga ternak di sekitarnya. Suspek di karantina dan ternak dilingkungan tsb di beri pencegahan. Laporkan ke Posko agar di pantau sampai sembuh. Penyebab penyakit mulut dan kuku ini adalah virus dengan masa inkubasi 7-14 hari.
PMK bisa disembuhkan dengan perawatan yang baik. Kebanyakan sapi/ kambing terserang pmk kemudian mati itu karena tidak mau dan tidak bisa makan. Kondisinya melemah dengan cepat. Bila tidak segera diatasi dalam waktu cepat akan merusak sistem metabolisme tubuh yang bisa membawa kematian.
Upaya yang harus dilakukan adalah di beri air gula merah yang secara cepat bisa berfungsi sebagai penambah tenaga dengan cara ‘di clonthang’. di beri jamu dari empon empon yang dikenal di masyarakat sebagai tanaman obat. Usahakan sapi harus makan bagaimanapun caranya. Bahkan kalau perlu di paksa makan. Luka dimulut bisa di beri obat merah/ betadine.
Kuku yang luka bisa diobati dengan formalin/ kaporit/ citrun dengan cara di semprotkan atau di celup sebagai desinfektan. Kandangnya disemprot desinfektan dengan seksama.
“Jangan segan ke Posko KIE di BPP maupun posko yang ada didesa. Agar penyebaran virus pmk ini bisa segera di antisipasi bersama sama. Sebaiknya jangan menerima hewan dari luar dulu karena dikhawatirkan ternak tersebut adalah suspeck pmk yang bisa menulari ternak sehat disekitarnya” pesan Ari Yudha.
Menanggapi sosialisasi pmk ini Kades Gejagan, Dedi Nawan menyampaikan bahwa pemdes akan mendirikan posko juga. Yang penting jangan panik, koordinasikan dengan petugas. Bila terjadi masalah pmk kita selesaikan bersama.
“Minggu depan akan ada penyemprotan desinfektan untuk pencegahan. Bahan dibantu desa dan alat penyemprot disiapkan desa. Agar pmk tidak menjadi sumber masalah baru didesa.
Posko akan dibantu dikomunikasikan dengan Dinas. Kita akan lakukan pencegahan dan komunikasi selama 2 bulan. Ini peran serta desa dalam mencegah sebaran pmk. Untuk peternak yang sapi/ kambingnya kena pmk maka biaya obat akan dibantu separuhnya” katanya
Minggu ini akan ada ‘ sedekah bumi’ Harapannya tanaman dan ternak akan sehat dan menghasilkan yang terbaik bagi desa dan warga Gejagan ” tandas Dedi Nawan, Kades Gejagan. (Rmb)