Oleh : Titik Rahmawati
Suksesi Nasional. com, ” Kesabaran adalah penerimaan atas segala sesuatu yang terjadi pada diri tanpa ada penolakan dalam bentuk apapun. Kesabaran juga bisa menunjukkan tingkat emosional seseorang. Tiap orang memiliki tingkat kesabaran sesuai dengan persepsinya sendiri. Padahal kesabaran tidak bisa diukur dengan alat dan cara apapun. Hanya Allah yang tahu tingkat kesabaran kita. Namun, terkadang kita berlagak sombong mengatakan bahwa kita adalah manusia yang paling sabar.
Dalam Al-Qur’an pun di jelaskan bahwa Allah SWT akan menguji kesabaran dari orang-orang yang beriman. Nah, sekarang pertanyaannya :”apakah kita termasuk orang-orang yang beriman?” .
Apakah bisa kita di katakan orang beriman saat sholat saja tidak kita kerjakan?, apakah bisa kita di katakan orang beriman saat kita masih mengunjing orang lain?, apakah bisa kita di katakan orang beriman saat tangan kita begitu tertutup tak mau bersedekah?, apakah bisa kita di katakan orang beriman saat orang tua kita masih tersakiti hatinya karena perbuatan kita?, apakah bisa kita di katakan orang beriman saat duniawi lebih kita utamakan daripada bekal kita di akhirat?, dan masih banyak “apakah-apakah yang lain lagi” yang kita sendiri mungkin akan lelah menyebutkan dosa-dosa kita.
Ini menjadi muhasabbah penting dalam hidup kita. Saat kita begitu banyak menuntut kehidupan yang layak dari Allah SWT, kita lupa akan kewajiban pada Allah SWT. Begitu mudah kita mengatakan setiap kesulitan/musibah yang kita alami adalah ujian dari Allah SWT, padahal tak sedetik pun kita ingat pada Allah SWT. Kita tanpa malu mengatakan bahwa : “ini ujian dari Allah SWT, sabar….”. Apakah ini yang di sebut sabar?. Beriman saja tidak kok minta di uji. Apabila kita mengatakan bahwa ini ujian saat kondisi keimanan kita melemah, bagaimana dengan ujian orang-orang yang beriman. Bisa jadi ujian mereka lebih besar dari pada kita. Maka dari itu janganlah mudah putus asa, instropeksi diri, dekatkan diri pada Allah SWT.
Orang yang menyadari kesalahan dan mau memperbaiki kesalahannya itu lebih baik dari pada orang yang mengerti kesalahannya tapi diam dan tak mau berubah. Semoga kita termasuk orang-orang yang di uji oleh Allah SWT karena keimanannya dan bersabar menghadapi ujian itu, bukan menjadi orang-orang menganggap dirinya bersabar atas masalah yang timbul karena perbuatannya sendiri. Sungguh begitu kerdil kita di hadapan-Nya saat kita mengatakan kita orang yang sabar padahal Dia tidak sedang menguji kita. (***)