Suksesi Nasional, Blitar- Perhelatan debat sebagai tahapan Pilihan Bupati dan Wakil Bupati oleh KPU Kabupaten Blitar telah selesai. Debat dengan tema Reformasi Birokrasi tersebut digelar di Hotel Grand Mension Kanigoro, Selasa (1/12/2020) malam.
Pasangan Rido Apik tampil percaya diri menjawab pertanyaan panelis maupun menanggapi pertanyaan lawannya, Mak Rini-Makde Rahmat.
Ditanya terkait debat pamungkas yang baru saja usai, Rijanto dan pasangannya Marhenis, memberikan tanggapannya kepada awak media.
“Iya, tentunya saya dan Pak Henis menyerahkan sepenuhnya kepada pendapat masyarakat atas hasil debat ini. Namun demikian saya juga punya hak untuk memberikan komentar bahwa apa yang disampaikan Paslon 2 itu semua sudah kita lakukan, jauh beberapa tahun lalu. Dulu keluhan masyarakat soal antrian memang pernah tapi sekarang perubahannya sudah luar biasa”, terang Rijanto.
“Teman-teman media maupun masyarakat luas bisa melihat di Kantor Dispendukcapil, antrian panjang sudah tidak ada. Lha Paslon 2 tahu darimana? Mungkin kantor Dukcapil nya mereka juga belum tahu”, kata Paslon 1 ini.
Ia pun mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan reformasi birokrasi yang panjang dan melelahkan. Hal itu pun akan terus dilakukannya karena memang harus demikian. Pemerintah hadir untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya.
“Lha kalau mereka itu masih konsep dan akan, sedangkan kita sudah. E Government sudah beberapa tahun lalu. Kita sudah masuk ke SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik), dan ini instruksi Presiden”, katanya.
Masih kata Rijanto, tahun 2018 sudah dilakukan dan dievaluasi oleh Menpan, indeks sudah 2,14. Tahun berikutnya 2019 indeksnya naik menjadi 2,19 (kategori baik), ini sudah di atas rata-rata tingkat Nasional.
“Kita sudah E-Musrenbang, yang terkoneksi antara Desa dengan Kabupatenen. E-Budgeting yang terintegrasi, E-Laporan cukup 15 menit tidak perlu lembur. Jika ada masyarakat yang mengeluh, ada mengaduan, cukup dengan E-Sambat”, sambungnya.
Di era Reformasi birokrasi, kata Rijanto, akan menggandeng teman-teman milenial dan semua komponen masyarakat untuk membantu mentransformasikan informasi kemajuan yang sudah dicapainya kepada publik dan akan dikemas dalam bentuk pelatihan dan bimbingan teknis.
Ditanya soal Money Politics, dirinya meminta kepada masyarakat agar dalam memilih calon pemimpin jangan karena uang tetapi melihat kinerjanya, track record, latar belakang pribadi dan sebagainya.
“Seorang pemimpin harus tahu potensi wilayahnya. Jangan permasalahan yang sudah 10 tahun lalu diungkit-ungkit padahal sudah banyak yang berubah.
Menimpali pernyataan pasangannya, Marhenis yang menyindir lawannya karena hanya membaca notebook saat debat, Rijanto memberikan tanggapannya.
“Saya bukan tidak setuju dengan membaca, tapi dengan hanya membaca ketika ditanya dan memberikan tanggapan bisa tidak sesuai fakta”, pungkasnya.
Sementara itu, pasangan Mak Rini, Makde Rahmat saat dicegat awak media terlihat tergesa-gesa memasuki mobil dan terkesan menghindari para pemburu berita.
Apakah ia (Makde Rahmat) enggan ditanya wartawan soal dirinya yang akan dipanggil sebagai saksi atas terdakwa eks Sekertaris Mahkamah Agung Nurhadi oleh jaksa KPK ataukah ada alasan lain sehingga ia harus segera meninggalkan lokasi. (ek)