Suksesi Nasional, Sumenep – Dalam karir politik di Sumenep, Kyai Busyro tergolong sakti. Seperti punya nyawa rangkap. Kalah Pilkada 2005 dan berakhir sebagai Ketua DPRD pada 2009, sudah diprediksi banyak orang sebagai akhir dari perjalanan politiknya. Namun faktanya malah makin moncer namanya di Sumenep.
Sebelum mengakhiri masa jabatan Ketua DPRD, Kyai Busyro mengalami sesuatu dalam tubuhnya. Sehingga, pada 2008, Kyai Busyro mengalami koma, tak sadarkan diri beberapa hari.
Kyai Busyro sempat dirawat di salah satu Rumah Sakit Internasional di Surabaya. Kyai Busyro melewati masa-masa kritis yang sempat ditangisi orang-orang sekitarnya.
Secara medis, Kyai Busyro mengalami gangguan kesehatan.
Pertengahan 2009, Kyai Busyro tak lagi memiliki jejaring kekuasaan. Masa kejayaan politik Kyai Busyro banyak diramal akan tamat.
Secara nalar, karir politik Kyai Busyro tak punya harapan. Kyai Busyro tak lagi menjabat Ketua DPC PKB Sumenep. Di luar dugaan banyak orang, setelah melewati kondisi koma, Kyai Busyro kian prima, lebih bersemangat.
Kyai Busyro sempat tercatat sebagai Bacaleg Provinsi dari PKB di Pileg 2009, namun Kyai Busyro memilih mundur sebagai Bacaleg karena ditempatkan dalam urutan ke-5.
Berhenti dari Ketua DPRD pada 2009, Kyai Busyro nyaris dtinggal banyak orang, kecuali para loyalis yang setia mendampingi di saat tak memiliki kekuasaan.
Mencalonkan diri sebagai Cabup PKB harus melewati persaingan internal. Kyai Busyro menjadi pemenang Konvensi DPC PKB Sumenep, hingga Kyai Busyro berhasil diusulkan ke DPP PKB sebagai Cabup Sumenep 2010.
Kendati pegang tiket Cabup hasil konvensi, tak otomatis rekom DPP PKB jatuh ke Kyai Busyro. Dalam dinamika DPP PKB, Rekom Cabup PKB itu turun ke orang lain.
Kyai Busyro nyaris kehilangan tiket, namun Kyai Busyro terus melakukan lobi-lobi. Pada akhirnya, Rekom dan SK DPP PKB jatuh ke Kyai Busyro.
Pegang tiket Cabup DPP PKB, Kyai Busyro masih menghadapi goncangan cost politik. Meski menjabat dua periode sebagai Ketua DPRD Sumenep, pundi-pundi kekayaan Kyai Busyro biasa-biasa saja.
Beruntung ada MH Said Abdullah yang bersedia menyiapkan biaya politik dalam pemenangan Pilkada Sumenep 2010.
Di luar dugaan, Kyai Busyro tampil sebagai pemenang Pilkada Sumenep 2010. Begitu pun di Pilkada 2015. Diprediksi tumbang, lagi-lagi Kyai Busyro tampil sebagai pemenang Pilkada 2015.
Karir politik Kyai Busyro seperti episode dalam Ramayana.
Kisah Prabu Rahwana, berkepala sepuluh yang sakti mandraguna. Tiap kali kepalanya ditebas, muncul lagi kepala yang baru.
Saking sakti dan tak mati-mati, si Rahwana disalahtafsirkan sebagai Dasamuka lain nama Rahwana sebagai raja bijaksana gung binantara, sangat mencintai rakyat dan negerinya.
Rahwana melahirkan dua sosok hebat, Kumbakarna yang nasionalis dan Wibisana yang idealis. Perjalanan politik dan kepiawaian Kyai Busyro memanejemen dinamika politik lokal Sumenep belum ada yang menandinginya.
Saat Pilkada Sumenep 2020, Kyai Busyro menjadi perbincangan. Kemana arah politiknya? Banyak orang memperbincangkan Kyai Busyro dalam Pilkada Sumenep dan pada siapa pilihan politiknya dilabuhkan? (pr/mtc)