Suksesi Nasional, Blitar- Keraguan publik atas soliditas PDIP di Pilwali Kota Blitar sedikit demi sedikit mulai terjawab. Tentu saja keraguan ini bukan tanpa alasan. Isu perpecahan di tubuh partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut menyeruak menyusul rekomemdasi PDIP untuk Pilwalkot Blitar diberikan kepada Santoso, calon dari Petahana yang berpasangan dengan Tjutjuk Sunario. Bahkan isu tersebut santer menjadi perbincangan masyarakat Kota Blitar jauh sebelum Rekom PDIP keluar.
Dihubungi melalui WhatsApp Rabu lalu, Sahrul Alim Ketua DPC PDIP Kota Blitar yang sekaligus Ketua DPRD mengatakan bahwa saat ini seluruh anggota Fraksi PDIP sudah sejalan.
“Kami semua sudah sejalan, kemarin setelah deklarasi pemenangan pasangan yang kita usung yaitu Pak Santoso dan Pak Tjutjuk, kami mengadakan rapat di Rumah Makan Bu Mamik bersama Ibu Sri Rahayu, anggota DPR RI dari PDIP. Kami sepakat untuk bersama-sama memenangkan pasangan Satrio sesuai perintah partai”, kata Sahrul.
Di kesempatan berbeda, Yudi Meira anggota komisi II DPRD Kota Blitar dari Fraksi PDIP mengatakan hal yang sama. Dirinya mengaku akan All out memenangkan pasangan Satrio.
“Ya, kalau sudah begini harus all out, harus tegak lurus sesuai perintah partai”, kata Yudi yang mengaku mendapatkan 90 persen suara pemilih di lingkungan sekitar tempat tinggalnya di Barat Stadion Soepriyadi Kota Blitar.
Saat ditanya apakah dirinya sudah mulai melakukan konsolidasi terkait pemenangan pasangan Satrio, Yudi menjawab santai.
“Ini kan masih cukup waktu, saya belum action. Saya lebih suka bergerak kalau sudah dekat. Saya akui, di lingkungan sekitar yang memilih saya dulu suasananya mulai hangat, tapi saya diam dulu”, terang Yudi.
Demi memuaskan pembaca, Suksesi Nasional mencoba mendatangi kediaman Galih Hendra Asmara, anggota Komisi I Fraksi PDIP yang masih kerabat dekat dengan Henry, calon walikota yang akan berhadapan dengan Paslon yang diusung partainya, Santoso-Tjutujuk.
“Waktu saya masih SMP, almarhum bapak saya pernah menasehati saya. Bapak mengatakan bahwa “Kalau kamu besar nanti, jika harus masuk ke dunia politik, masuklah ke PDIP”, kenang Galih.
Bapak saya adalah seorang nasionalis sejati. Bahkan di lengan kanan bapak saya ada tatoo bergambar Kepala Banteng”, ucapnya.
Masih lanjut Galih, di dalam darahnya mengalir darah seorang Nasionalis. Dirinya mengaku seringkali saat bangun tidur, yang ada di benaknya adalah partainya PDIP.
“Sejak muda dulu, saya selalu mendukung calon yang diusung PDIP. Sejak jaman ProMeg (Pro Megawati). PDIP adalah nafasku. Jadi tidak perlu ditanyakan lagi, saya akan lakukan apa yang diperintahkan partai”, tandasnya.
Saat ditanya terkait rumor bahwa dirinya diberhentikan dari jabatan Ketua PAC, Galih membantahnya.
“Saya masih Ketua PAC yang sah, periode 2015-2020. Sebentar lagi akan ada Musancab (Musyawarah anak cabang). Saya termasuk 10 nama untuk mengikuti fit and proper test. Jika saya terpilih lagi, Alhamdulillah, jika tidak terpilih juga tidak apa-apa”, kata Galih.
Terkait mulai menghangatnya cuitan warga net di sosial media, Galih beranggapan itu adalah hal biasa.
“Setiap orang boleh menyampaikan pendapat, dan itu kan dijamin undang-undang. Yang penting tidak menjelek-jelekkan, apalagi fitnah. Mari kita bersama-sama memberikan contoh kepada adik-adik, kepada anak-anak muda bagaimana menggunakan sosial media dengan baik”, tegas Galih.
Berdasarkan informasi yang baru saja disampaikan Sahrul melalui WhatsApp, DPC PDIP Kota Blitar akan mengadakan Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabdus) tanggal 14 September, Senin malam. PAC dan seluruh pengurus DPC dan Anggota Fraksi hadir. Rapat tersebut akan digelar dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. (ek)