Suksesi Nasional, Surabaya – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menggelar Operasi Zebra Semeru secara serentak di seluruh Indonesia sejak tanggal 04 – 11 Sepetember 2023.
Sejak dimulainya Operasi Zebra 2023, dalam kurun waktu 7 hari dapat menurunkan angka laka lantas serta mengurangi pelanggaran lalu lintas di jalan raya.
Hal itu disampaikan Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Jatim, Kombes Pol M. Taslim Chairudin, saat gelar Analisa dan Evaluasi (Anev) di Mapolda Jatim Senin (11/09/2023).
Kombes Taslim menjelaskan, Ops Zebra adalah operasi khusus dalam rangka mewujudkan keamanan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas (Kamseltibcarlantas).
Sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan disiplin atau ketaatan hukum masyarakat dijalan.
Cara bertindak yang dikedepankan adalah kegiatan edukatif, persuasif dan gakkum yang humanis, dengan memanfaatkan ETLE, teguran simpatik.
Tema yang diusung adalah “Kamseltibcarlantas yang kondusif menuju pemilu damai”.
Berdasarkan hasil Anev sampai dengan hari ke-7, pelaksanaan operasi khusus atau pelaksanaan kegiatan rutin yang ditingkatkan cukup berhasil jika dibandingkan dengan pelaksanaan rutin biasa.
“Hasil analisa data, jika dibandingkan antara 7 hari pelaksanaan dengan 7 hari sebelum pelaksanaan Ops Zebra, jumlah kecelakaan mampu diturunkan sebanyak 66 kejadian atau turun (-) 13%, dari sebelum Ops Zebra sebanyak 515 kejadian.
Sementara itu selama gelaran Ops Zebra turun menjadi 449 kejadian laka lantas,” kata Kombes Taslim.
Lebih jauh Taslim menjelaskan, korban meninggal dunia (MD) juga menurun dari 52 jiwa menjadi 42 jiwa atau turun 10 jiwa (19%).
Tipe laka yang paling tinggi adalah tabrak depan-samping, artinya kecelakaan paling banyak terjadi karena pelanggaran pengemudi, dimana pengguna jalan tidak mentaati aturan tatacara mengemudi, yang melibatkan sepeda motor sebagai kendaraan paling banyak terlibat.
Ia menyebut keberhasilan operasi ini tidak lepas dari peningkatan aktifitas kegiatan kita, baik tindakan pre-emtif, preventif maupun refresif, dimana giat preemtif meningkat sejajaran kita telah melakukan sebanyak 2.811.177 kegiatan, meningkat 60% jika dibandingkan operasi tahun 2022, sebanyak 1.761.142, baik melalui cetak, elektronik, medsos, spanduk, leaaflet.
Sementara giat preventif meningkat 59%, sementara tindakan refresif atau gakkum cenderung menurun.
Dari hasil anev menunjukkan, bahwa kehadiran Polri di lapangan dan himbauan tidak cukup berarti dalam upaya mencegah terjadinya laka lantas dengan fatalitas korbannya, yang paling menentukan adalah justru prilaku pengguna jalan itu sendiri.
Kombes Taslim berharap pengguna jalan jangan pernah takut dengan keberadaan Polisi dijalan, tetapi takutlah dengan aturan itu sendiri.
“Penegakan hukum memang kita kurangi, lebihnya hanya mengedepankan tilang elektronik atau ETLE, mengingat saat ini sudah memasuki tahun politik dimana eskalasi kamtibmas meningkat dan Polri sangat membutuhkan dukungan, kepercayaan dan kerjasama yang baik dengan seluruh komponen masyarakat,” pungkas Taslim. (rus)