Suksesi Nasional, Blitar- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) membantah keras isu rencana distribusi hadiah mobil desa sebagai sarana kampanye terselubung Paslon Rijanto-Marhenis (Rido) di Pilbub Blitar.
Kepala DPMD, Mujianto menilai isu pembagian mobil hadiah kepada desa dan kelurahan sebagai ajang kampanye terselubung Rido sama sekali tidak ada korelasi atau hubungannya. Mujianto menganggap isu tersebut adalah ngawur dan menyesatkan publik.
Dikatakannya, untuk pembagian mobil hadiah sekarang ini sudah di tahun ke 4. DPMD Pemkab Blitar menilai, hadiah mobil itu tidak ada sangkut pautnya dengan Pilkada 9 Desember besok.
“Pengadaan mobil hadiah itu sudah berjalan dan ini tahun keempat. Jadi tidak ada hubungannya dengan Pilkada. Ini sudah rutin diadakan setiap tahun sebagai reward atas prestasi desa maupun kelurahan sesuai amanat Permendagri Nomor 81 Tahun 2015. Kalau pembagian hadiah mobil ini dikaitkan dengan Pilkada ya jelas gak nyambung dan ngawur,” terang Mujianto, Minggu (6/12/2020).

Evaluasi penilaian desa dan kelurahan, kata dia sudah terlaksana sejak awal tahun sehingga sudah diketahui pemenangnya bahkan sebelum pandemi Covid-19.
“Lalu kenapa kemudian pembagiannya di bulan Desember jelang Pilbub karena semata-mata hanya persoalan teknis penyelesaian dokumen pengadaan sampai diumumkan dibukanya LKPP e-Katalog di akhir tahun. Jadi sudah clear, dan kami sangat berhati-hati sekali terkait pengadaan ini yang dimulai tahun 2017 lalu”, katanya.
Masih kata Mujianto, rencana distribusi hadiah mobil untuk desa oleh Bupati Rijanto Senin 7 Desember adalah sah-sah saja karena itu agenda rutin kepala daerah dan merupakan agenda Pemkab. Karena Bawaslu menganggap ini berpotensi sebagai kampanye siluman Paslon petahana maka DPMD akhirnya menunda pendistribusiannya setelah Pilkada.
Secara terpisah, calon Bupati Blitar yang sekaligus Bupati Blitar definitif Rijanto, mengajak masyarakat untuk mensukseskan agenda Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati tahun ini secara tertib, aman, adil dan kondusif. Demi itu, salah satu yang bisa dilakukan masyarakat dalam hal mengkonsumsi informasi yaitu dengan mengkroscek kebenaran dan kevalidan informasi tersebut.
Rijanto mengatakan, akhir-akhir ini merebak pemberitaan yang kontra produktif terhadap pendewasaan pendidikan politik masyarakat. Misalnya saat menghadiri undangan warga yang punya hajatan diplesetkan media tertentu sebagai kampanye terselubung, padahal per hari ini sudah masuk masa tenang dan tidak boleh ada perbuatan ajakan untuk memilih.
“Jangan bodohi masyarakat. Ingin berbuat hal untuk masyarakat, mestinya tidak melakukan sesuatu dengan merusak ikhtiar positif orang lain. Masyarakat sekarang sudah pintar, jangan bohongi mereka. Memajukan daerah dan mensejahterakan masyarakat adalah tugas kita bersama. Mari kita sukseskan Pilkada 2020 secara damai, tertib, aman dan konstitusional”, ucapnya.
Sepekan lalu sebelum isu tudingan rencana pembagian hadiah mobil desa sebagai kampanye terselubung, kepada Suksesi Nasional ia mengatakan bahwa dirinya menginginkan cuti kampanye baiknya hingga Pilkada usai.
“Saya sebenarnya menginginkan cuti kampanye ini sampai Pilkada selesai. Saya tidak mau dianggap memanfaatkan tugas saya sebagai Bupati, saya merasa tidak enak”, pungkas Rijanto. (ek)