Suksesi Nasional, Blitar – Bersih desa merupakan tradisi turun temurun yang dipelihara sejak zaman dahulu. Bersih desa telah menjadi medium masyarakat melakukan ritual, meminta do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengucap syukur atas limpahan nikmat dari-Nya.
Tak terkecuali di Desa Gaprang Kecamatan Kanigoro Kabupatenen Blitar, juga menggelar bersih desa pada Senin Wage (31/8/2020) sore, dimana kalau di perhitungan Jawa, sudah masuk ke hari Selasa, pasaran Kliwon.
Menurut Kepala Desa Gaprang, Asharul Fahruda, rangkaian kegiatan bersih desa Gaprang dilakukan setiap tahunnya di hari Selasa Kliwon, pada bulan Suro/ Muharam. Bersih desa diawali dengan pertama, Siraman dan Jamasan Mbah Gedhe.
Kemudian kedua, kenduri dan do’a bersama 3 (tiga) agama yaitu Islam, Kristen dan Hindu. Dan terakhir diadakan pementasan wayang kulit semalam suntuk. Namun agenda wayang kulit ditiadakan karena masih dalam situasi pandemi.
![](https://tabloidsuksesinasional.com/wp-content/uploads/2020/09/IMG-20200902-WA0057-1024x768.jpg)
“Tahun ini hanya ada dua agenda pada rangkaian kegiatan bersih desa yaitu kenduri dan do’a bersama, kemudian Siraman dan Jamasan Mbah Gedhe. Sedangkan pementasan wayang kulit ditiadakan,” ujarnya.
Asharul Fahruda menambahkan, acara Siraman dan Jamasan Mbah Gedhe ini akan dijadikan icon wisata budaya di Desa Gaprang. Pada acara prosesi tersebut akan dilakukan festival. Dirinya akan mengajak masyarakat Desa Gaprang untuk berpartisipasi melakukan Kirap dari Kantor Desa Gaprang menuju Situs Arca Desa Gaprang.
“Kita akan ajak masyarakat untuk ambil bagian pada kirab tersebut. Sedangkan air untuk siraman diambil dari sumur di tiga tempat ibadah yakni, pertama dari sumur Masjid tertua di Desa Gaprang, kemudian dari sumur Gereja dan dari sumur Pura. Kemudian air dari ke tiga sumur tersebut dikumpulkan dan diarak dari Kantor Desa menuju Situs Arca untuk dilakukan Siraman,” terangnya.
Masih lanjut Asharul Fahruda, Arca tersebut dulu ditemukan oleh pembuat Batako, lalu oleh Pemerintah Daerah dipindahkan ke Kantor Pemerintah. Namun anehnya, Arca tersebut kembali lagi ke Desa Gaprang.
Asharul mengatakan, kedepannya pemerintah desa Gaprang akan merenovasi bangunan yang ada di Situs Arca tersebut yang anggarannya akan diambil dari Dana Desa. Renovasi harus segera dilakukan karena bangunannya hampir roboh.
Asharul berharap kepada masyarakat Desa Gaprang untuk ikut memelihara dan menjaga Situs sejarah ini agar bisa menjadi Icon Desa Gaprang dan bisa menjadi cerita sejarah bagi anak cucu.
“Saya ingin mengajak masyarakat untuk ikut memelihara dan menjaga Situs sejarah ini agar bisa menjadi Icon Desa Gaprang dan bisa menjadi cerita sejarah bagi anak cucu kita. Terkait prosesi Siraman dan Jamasan, saya mengharapkan kepada masyarakat Desa Gaprang agar memahami budaya yang ada di desa untuk tidak disepelekan agar Desa Gaprang tetap aman, tentram, guyub rukun dan makmur,” tutupnya. (ek)