Suksesi Nasional, Surabaya – Ikatan Perusahaan Galangan Kapal dan Lepas pantai (IPERINDO) gelar rapat kerja nasional (Rakernas) ke-2 yang dihadiri Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal Regional, Titik Anas, SE, M.Econ.Dev, PhD.
Turut pula hadir KSOP Utama Tanjung Perak Capt Heru Susanto MM mewakili Direktur Jendral Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, di Hotel Shangri-La Surabaya Sabtu (09/12/2023).
![](https://tabloidsuksesinasional.com/wp-content/uploads/2023/12/IMG-20231210-WA0001-300x134.jpg)
Ketua DPP IPERINDO Anita Puji Utami dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada para perwakilan pemerintah atas hadirnya pada Rakernas 2023.
Dimana hal ini dapat menjadikan semangat untuk terus memberikan kontribusi yang terbaik dan maksimal bagi industri galangan kapal nasional.
“Pelaksanaan rakernas kali ini adalah penyusunan program dan sasaran kerja untuk tahun 2024 serta melakukan evaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada tahun 2023,” jelasnya.
Selanjutnya menurut Anita bahwa kegiatan Rakernas iperindo adalah merupakan salah satu agenda dan amanah dari AD/ART Iperindo itu sendiri.
Rakernas Tahun 2023 ini merupakan Rakernas yang kedua sebagaimana hasil rapat umum anggota Iperindo di Jakarta pada 16 Juni 2022, yang memberikan kepercayaan untuk memimpin asosiasi yang kita cintai ini hingga tahun 2026.
“Sungguh kita berharap di dalam kegiatan ini akan dapat menghasilkan gagasan-gagasan untuk mendukung perkembangan maupun kemajuan industri perkapalan serta kemaritiman di Indonesia dalam menyongsong Indonesia emas,” tambahnya Anita dalam sambutannya.
Lebih lanjut Anita menuturkan bahwa rakernas kali ini adalah saat yang tepat untuk menyampaikan visi, misi dan harapan industri perkapalan dan galangan kapal Indonesia untuk bangkit dan maju.
“Bagaimana mungkin perawatan kapal dilakukan diluar negeri, karena hal itu sama saja dengan kita membuang uang hanya untuk mobilisasinya, kecuali memang kapasitas galangan di Indonesia yang masih belum memadai untuk kapasitas tertentu,” tegasnya.
Selaku Direktur PT ASSI, Anita berharap kepada semua pemangku kepentingan harus saling mendukung agar industri galangan kapal nasional mampu menghasilkan produk berkualitas dan berdaya saing tinggi.
Pada kegiatan Rakernas ke-2 ini, IPERINDO juga membuka seminar mengenai Kolaborasi Pemangku Kepentingan Industri Perkapalan Nasional Guna Menyongsong Indonesia Emas 2045, dengan menghadirkan sejumlah narasumber penting dari pemerintahan dan pelaku usaha.
“Melalui seminar ini, kita akan melakukan review atau membahas berbagai masalah yang muncul di industri maritim saat ini, serta memberikan masukan kepada pemerintah terkait berbagai kebijakan yang berpihak kepada industri maritim,” tambahnya.
Selanjutnya Anita sangat berharap agar industri maritim di Indonesia bisa menjadi lokomotif bagi perekonomian nasional.
Senentara itu ditempat yang sama, Ketua Dewan Penasehat IPERINDO, Ir H Bambang Soekartono mengungkapkan bahwa persoalan yang dihadapi IPERINDO.
Saat ini adalah sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari pemerintah. Secara keseluruhan untuk dapat terus memberi dukungan dalam pengembangannya, khususnya pada transportasi laut dimana merupakan persentase yang terbesar dalam mendukung logistik secara umum.
“Kami melihat kompetisi di IPERINDO berjalan baik dengan tatanan yang sangat positif kearah saling meningkatkan teknologi dalam galangan itu sendiri serta ditunjang dengan sumber daya manusia yang mumpuni l,” ujar Bambang
“Sebagaimana yang disampaikan ketua DPP IPERINDO bahwa kita sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk lebih memback up industri maritim ikarena saat ini kita butuh insentif-insentif dengan permodalan yang sangat murah,” imbuhnya.
Seperti di Malaysia sudah dibawa tiga persen untuk industri maritim, termasuk pelayaran bagi yang membangun di dalam negeri diberikan insentif yang cukup besar, sementara di china sudah sampai 30 persen kepada perusahaan yang mau membangun kapal di negaranya sendiri.
“Bagaimana kita dapat bersaing dengan negara-negara lain, jika di dalam negeri sendiri tidak diperhatikan sektor maritimnya, pada hal negara kita adalah negara maritim,” sambungnya.
“Kita masih butuh banyak armada kapal, mungkin kebutuhan kita hingga 200 persen untuk memenuhi 17.500 pulau, dan saat ini hanya baru 15 persen yang terkoneksi oleh INSA cs total dari kepulauan kita,” bebernya
Bambang menuturkan, merupakan suatu tantangan jika ingin logistik kita menyebar diseluruh Indonesia secara utuh, maka yang harus diperhatikan adalah IPERINDO, agar dunia perkapalan atau transportasi laut tetap bisa eksis yang mendukung perpindahan logistik maupun penumpang yang ada di Indonesia.
“Begitu banyak beban yang harus ditanggung IPERINDO, seperti pendangkalan alur di wilayah galangan yang ada di Perak, walau telah dibahas hingga ke Kemenkomarves tapi nyatanya tidak ada realisasinya,” sesalnya.
Masih terlalu banyak persoalan yang harus dihadapi perusahaan galangan kapal dengan hadirnya aturan-aturan baru yang hanya membebani biaya dan tidak memberikan kemajuan teknoligi dan sdm. Hanya sertifikat saja yang selalu tambah dan terkesan mempersulit IPERINDO.
“Jika aturan selalu mempersulit galangan hingga “gulung tikar” maka transportasi laut di Indonesia akan kesulitan untuk melakukan docking. Apa kita harus ke Cina atau keluar negeri lain untuk melakukan docking, bisa dibayangkan memakan biaya berapa besar,” keluhnya.
Bambang menegaskan bahwa pemerintah harus mendukung industri maritim yang ada di tanah air sekaligus industri komponen penunjangnya.
“Berikan insentif yang besar agar pengusaha pelayaran dalam negeri bahkan pengusaha pelayaran dunia mau membangun kapalnya di Indonesia,” tegas mantan anggota DPR RI tersebut.
Melengkapi, Ketua Dewan Pengawas IPERINDO, Askan Naim mengatakan bahwa yang perlu disadari, bangsa ini adalah bangsa maritim, kapal dan jembatan yang ada di pelabuhan adalah sarana transportasi di laut maka pemerintah harus hadir.
“Mengapa untuk memperbaiki jalan yanv ada di darat anggarannya bisa mencapai ratusan triliun sedang jalan di laut kita tidak pernah terfokus disitu, itu juga penting,” tekannya
Lebih serius Askan mengatakan, untuk menyambung ribuan pulau, tidak ada sarana lain dan satu-satunya hanya sarana kapal. Karena kapal dan jembatan adalah infrastruktur atau jalan di laut.
“Di Malaysia saja mereka diberi hanya tiga persen dan di Eropa malah nol persen diberikan kepada industri maritim baik galangan maupun pelayaran,” ujarnya.
Bagaimana hak ini bisa terjadi, di Eropa paradigmanya berbeda, mereka berfikir tidak perlu cari untung di pelayaran dan galangnya. Mereka untung dari hasil industri yang dimuat oleh kapal dan di Ekspor ke seluruh benua.
“Itu paradigma Eropa pada masa lalu, kita sebagai bangsa maritim sebagai poros maritim dunia seperti yang sudah didengungkan pemerintahan Jokowi sebagai hentakan keras kepada dunia,” bandingnya.
Bagaimana seharusnya membangun industri maritim, bagaimana Angkatan Laut mempunyai armada yang luar biasa supaya gagah di lautan. Bagaimana bisa menjadi poros maritim dunia kalau kapal perang kita usia 60 tahun masih dipertahankan ?
“Penting bagi kita untuk terus mendorong pemerintah agar bisa memberikan insentif kepada industri maritim jika ingin maju dan berjaya di maritim,” tandasnya penuh semangat.
Hadir pula dalam Rakernas IPERINDO ke-2 ini diantaranya:
1. Direktur Jendral ILMATE, Kementerian Perindustrian, yang diwakili oleh Koordinator Fungsi Sektor Industri Maritim, Andi Komara, ST, MBA.
2.Kepala Disperindag Prop Jatim, yang diwakili oleh Kepala Bidang Pembangunan Sumber Daya Industri, Hery Wirianto, ST, MT.
3.Ketua Dewan Penasehat IPERINDO, Ir. H. Bambang Soekartono.
4.Ketua Dewan Pengawas IPERINDO, Askan Naim.
5.Ketua Umum INSA, yang diwakili Waketum INSA, Darmansyah Tanamas.
6.Ketua Umum GAPASDAP, Khoiri Soetomo, SE.
7.Para Pimpinan Asosiasi lainnya.
8.Kepala Cabang BKI Klas Surabaya, Ir. Bambang Riyanto.
9. Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Bidang Perkapalan, Prof. Ir. Syarif Wijaya, PhD, F.RINA.
10. Dekan Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Dr. Eng. Trika Pitana, ST, MSc.
11. Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Rachmad Tri Soelistiyono, ST, MT.
12.Ketua Periset Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Dr. Ir. Buana Ma’ruf, MSc, MM.
13. Direktur Utama PT. Dharma Lautan Utama, Erwin H. Poejono.
14. Para Direksi Perusahaan Anggota IPERINDO.
15. Para Pengurus DPP IPERINDO.
16. DPC IPERINDO Jatim.
Ketua DPC IPERINDO Kepri.(dungs)