Suksesi Nasional, Blitar – Usai hadir di acara Musda Golkar di Hotel Grand Mension II Kanigoro, Minggu (9/8) siang, Bupati Blitar Rijanto langsung bertolak ke kediaman bapak Mahmudi di Desa Jiwut Kecamatan Nglegok untuk temu kangen dengan mantan anggota PMI angkatan tahun 80-90 dan juga relawan Kelud tahun 90.
Di acara tersebut, Rijanto banyak bercerita tentang pengalamannya menjadi Camat Nglegok. Karena kedisiplinannya, Rijanto sering dipanggil dengan julukan Camat Jepang. Dirinya juga bercerita tentang semangat sekelompok pemuda.
“Dulu saya sering dipanggil dengan julukan Camat Jepang, mungkin karena saya orangnya disiplin, lalu kawan-kawan saya memanggilnya demikian. Waktu itu ada sekelompok pemuda yang bersemangat, termasuk Pak Totok yang sekarang Sekda. Tahun 90 an adalah tahun berat bagi saya dan teman-teman,” kenangnya.
Rijanto bercerita, ketika itu para pemuda bergotong royong membangun lapangan Nglegok yang sekarang menjadi Stadion Gelora Penataran. Namun tidak berselang lama setelah lapangan Nglegok itu dibangun, terjadi bencana gunung Kelud meletus. Dengan semangat serta kondisi yang terbatas dan apa adanya, dirinya dan pemuda yang lain bergabung menjadi relawan Gunung Kelud.
Cerita Rijanto inipun dibenarkan oleh kawan-kawannya di acara reuni tersebut. Bahwa Rijanto adalah sosok pemuda yang bersemangat dan penuh disiplin, hingga merekapun menjulukinya Camat Jepang.

Kawan-kawan Rijanto inipun tidak menyangka bahwa sosok pemuda bersemangat dan penuh disiplin itu kini menjadi pemimpin Blitar.
Mimpi mereka tentang wisata Penataran sudah terwujud. Lapangan Nglegok yang dulu rusak karena letusan gunung Kelud, kini sudah menjadi Stadion Gelora Penataran.
Di akhir acara, Rijanto berharap semoga acara temu kangen ini menjadi energi, untuk bersama-sama kawan-kawannya berkolaborasi membangun Kabupaten Blitar. Semoga semangat dirinya dan kawan-kawan disaat muda dulu bisa menginspirasi anak-anak muda sekarang. (ek)