Suksesi Nasional, Blitar- Persaingan memperebutkan posisi Ketua GP Ansor mulai hangat, menyusul video yang beredar saat pengambilan nomer urut calon pada Jum’at (18/12/2020) kemarin.
Dalam video tersebut memperlihatkan sekelompok orang yang mencoba memperkeruh suasana saat Konferensi Cabang GP Ansor yang mengarah ke salah satu calon Ketua. Di rekaman video tersebut disebutkan bahwa salah satu kontestan dianggap tidak pas menduduki jabatan Ketua GP Ansor hanya karena namanya dianggap tidak islami.
Hermawan, nama yang dimaksud dalam video tersebut mengatakan bahwa perilaku kader-kader GP Ansor yang seperti ini adalah memalukan. Selain itu ia juga menganggap sebagai Black Campaign/ kampanye hitam dan bisa mencederai proses Konfercab GP Ansor itu sendiri. Namun pihaknya menganalisa jika tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam video tersebut adalah mereka bukan dari lingkaran GP Ansor.
“Bagi saya, nama adalah anugerah dari kedua orang tua. Nama mempunyai sejuta makna serta doa orang tua. Saya bangga dengan nama tersebut”, terangnya, Sabtu (19/12/2020).
Hermawan menambahkan, bahwa untuk menyikapi anggapan sekelompok orang tersebut seyogyanya kita kembali kepada Marwah NU yang sangat menghargai perbedaan serta kultural budaya.
“Konferensi GP Ansor Kabupatenen Blitar harus tetap berjalan kondusif, sportif dan sesuai dengan ajaran Aswaja Annahdliyah”, katanya.
Hermawan menandaskan bahwa yang terpenting adalah kebersamaan Ansor dan Banser. Ia pun yakin akan dapat memenangkan posisi ketua karena memang sejak dulu sudah NU.
“Alhamdulillah saya mulai dari jenjang IPNU dan Ansor sudah dikatakan tuntas di semua jenjang kaderisasi. Marwah organisasi dan panji-panji gerakan pemuda Ansor tidak bisa dibeli. Dan saya siap duduk di posisi Ketua”, pungkasnya.
Untuk diketahui, dari empat calon yang mendaftar akhirnya hanya tiga yang lolos verifikasi. Dari tiga calon tersebut diketahui nomer urut masing-masing yaitu nomer urut 1 yaitu Nurul Musthofa, nomer 2 Hermawan dan nomer urut 3 Nur Muhlisin. (ek)