Suksesi Nasional, LAMONGAN – Nasi Boranan sejatinya adalah salah satu kuliner khas Lamongan, yang sudah lama terdengar hingga diluar wilayah Kabupten Lamongan Jawa Timur.
Di kota Kab. Lamongan sudah banyak menyebar diberbagai sudut, utamanya dikota Lamongan, banyak pedagang yang menjual di sepanjang trotoar jalan raya, dan di lokasi sentra kuliner.
Bahkan kuliner nasi dengan aneka lauk pauk tersebut banyak juga di perdagangan dibeberapa luar kota, diantaranya Bojonegoro, Tuban, Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo.
Menjadikan salah satu kuliner terkenal tersebut, disayangkan jika tidak tahu sejarah awal mulanya Nasi Boranan. Nasi Boranan, merupakan kuliner makan dimana nasinya berada di tempat nasi dari bambu (Boran).
Penyajiannya dengan cara dibungkus (dipincuk) dari daun pisang dengan kertas makanan. Adapun bumbunya terdiri dari beberapa rempah menyerupai bumbu kresengan/bumbu bali dipaduh dengan sayur urap-urap dan rempeyek serta empok.
Sementara untuk menambah kenikmatan, pembeli disajikan dengan aneka ikan dan lauk pauknya, diantaranya, Ayam, tahu, tempe, ikan bandeng, gabus, telor asin, telor dada, jeroan ayam, udang, dan lain-lainya.
Sejarah awal kuliner nasi boran berawal dari Desa Sumberrejo, Kec/Kota Lamongan, sejak tahun 1944. Di desa tersebut ratusan warga menggeluti bisnis kuliner nasi boran hingga saat ini.
Terkait itu, Pemerintah Desa Sumberjo Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan Jawa Timur menggelar bazar sentra kuliner khas Lamongan nasi boranan, Selasa (17/09/2024).
Hal tersebut membuktikan bahwasanya sejarah Nasi Boran berasal dari Desa Sumberrejo.
Acara yang pertama kali digelar ini disambut antusias masyarakat sekitar. Sebanyak dua ribu lebih menu nasi boranan disajikan oleh 22 penjual nasi boran dalam event perdana Bazar Kuliner Sentra Boranan, Desa Sumberejo, Kecamatan Lamongan.
Dalam Bazar kuliner nasi Boranan kali ini pengunjung cukup membeli kupon dengan harga Rp 10.000 per porsinya, lengkap dengan lauk dan bumbu pedasnya yang menggoda selera.
Bazar nasi boranan ini merupakan inisiatif pemerintah desa untuk lebih memperkenalkan sebagai kuliner khas Lamongan, asli dusun Kaotan, Desa Sumberejo. Dengan begitu masyarakat umum akan lebih tau asal usul nasi boran yang sebenarnya.
Menurut Sumantri, mengatakan jika ada sejak tahun 1944, dan dalam perkembangannya saat ini banyak dijajakan oleh masyarakat diluar warga Kaotan.
“Untuk itu kami berharap, dengan adanya Bazar Boranan ini, dusun Kaotan akan dikenal sebagai asal usul nasi boran yang banyak dikenal masyarakat Jawa Timur,” ujar Sumantri.
Untuk mempertegas, sekaligus ciri khas masakan tradisional Dusun Kaotan, pemerintah desa berharap ada peran pemerintah daerah Kabupaten Lamongan, ikut mempatenkan produk nasi boran sebagai produl asli kuliner dusun kautan.
“Supaya nasi boran tidak diklaim atau di akui sebagai makanan khas daerah lain,” tegas Kepala Desa Sumberrejo.
Untuk mengawalinya, saat ini Pemerintah desa sudah membuatkan kemasan bungkus nasi boran dengan tulisan nasi boran, sebagai pembeda nasi boran yang dijajakan warga selain dusun Kaotan. Dengan begitu penikmat nasi boran akan bisa membedakan mana yang produk asli Kaotan atau diluar Kaotan.
Sedangkan menurut O’on Zulianto Efendi, Panitia Bazar menyebut, jika ditotal, saat ini terdapat seratus lebih warga dusun Kaotan yang berprofesi sebagai penjual nasi boran, dan semuanya tersebar dibeberapa lokasi strategis di Kota Lamongan.
“Ratusan penjual nasi boran ini tidak semuanya kita hadirkan dalam bazar boranan, mungkin tahun depan kita akan membuat yang lebih banyak lagi penjual nasi boran yang terlibat.” sebutnya.
Ditambahkan O’on, bazar boranan ini sekaligus sebagai rangkaian dalam kegiatan ruwatan desa, sehingga dihadirkan pula pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk. Dan bazar boranan berlangsung dari sore hingga malam hari.
“Animo masyarakat luar biasa, sudah tentu mereka datang ingin merasakan rasa nasi boranan yang asli produksi warga Kaotan, yang rasanya dijamin ada ciri khasnya pedas dan gurih,” pungkasnya. (rul)